Rabu, 16 Oktober 2013

Narasi Peluncuran Gerakan Membangun Indonesia Ramah Anak (GEMBIRA) bersama KerLiP di Car Free Day Dalam rangka International Day for Disaster Reduction “Step Up for Disabilities And Disaster”



1. Latar Belakang
Pendidikan adalah sebuah hak asasi sekaligus sebuah sarana untuk merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Sebagai hak pemampuan, pendidikan adalah sarana utama bagi setiap orang termasuk anak-anak yang mengalami hambatan secara ekonomi, sosial dan geografi untuk tumbuh kembang mandiri termasuk untuk berpartisipasi dalam pembangunan berkelanjutan.

Pendidikan memiliki peran penting untuk memberdayakan perempuan, melindungi anak-anak perempuan dan laki-laki dari eksploitasi kerja dan eksploitasi seksual yang berbahaya, mempromosikan hak asasi manusia dan demokrasi, melindungi lingkungan hidup, dan mengendalikan pertumbuhan populasi.

Pendidikan pun diyakini sebagai salah satu investasi finansial yang paling baik dan tersedia bagi Negara dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia/Human Development Index (HDI). Pikiran yang cerdas, cerah, aktif, kreatif, inovatif, kritis dan peduli adalah salah satu kebahagiaan dan imbalan yang didapat dari eksistensi sebagai manusia yang hanya bisa diperoleh melalui pendidikan.

Orang tua, keluarga, dan masyarakat bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara hak asasi anak sesuai dengan kewajiban yang dibebankan oleh hukum. Demikian pula dalam rangka penyelenggaraan perlindungan anak, negara dan pemerintah bertanggung jawab menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi anak perempuan dan laki-laki termasuk disabilitas dan di daerah rawan bencana, terutama dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal dan terarah.

Undang-undang Perlindungan Anak menegaskan bahwa pertanggungjawaban orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus demi terlindunginya hak-hak anak. Rangkaian kegiatan tersebut harus berkelanjutan dan terarah guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Tindakan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak yang diharapkan sebagai penerus bangsa yang potensial, tangguh, memiliki nasionalisme yang dijiwai oleh akhlak mulia dan nilai Pancasila, serta berkemauan keras menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dan negara.

Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan sedini mungkin, yakni sejak dari janin dalam kandungan sampai anak berumur 18 (delapan belas) tahun. Bertitik tolak dari konsepsi perlindungan anak yang utuh, menyeluruh, dan komprehensif, undang-undang ini meletakkan kewajiban memberikan perlindungan kepada anak berdasarkan asas-asas sebagai berikut :
a. nondiskriminasi;
b. kepentingan yang terbaik bagi anak;
c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan
d. penghargaan terhadap pendapat anak.

Dalam melakukan pembinaan, pengembangan dan perlindungan anak, perlu peran masyarakat, baik melalui lembaga perlindungan anak, lembaga keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia usaha, media massa, atau lembaga pendidikan. Pemerintah Kota/Kabupaten berperan penting dalam menerapkan prinsip-prinsip hak anak dengan dukungan semua pihak terutama keluarga. Pembangunan dan pengembangan menuju kota/kabupaten Layak Anak yang digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak diperkuat dengan adanya one kit for all dalam bentuk Permen PP-PA no 11,12,13,14 terkait Kabupaten/Kota Layak Anak.

Cinta, kasih sayang, kehangatan, dan dorongan semangat belajar tanpa syarat merupakan pra syarat untuk mewujudkan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak dengan pengalaman belajar yang membahagiakan. Diyakini bahwa kehidupan yang baik terdapat dalam kebahagiaan yang diperoleh dari pemanfaatan kekuatan khas setiap anak manusia dalam wilayah-wilayah utama kehidupan mereka sehari-hari. Bagi anak, memanfaatkan kekuatan berarti melestarikan pengetahuan, penguasaan dan kebajikan dengan pengalaman belajar yang membahagiakan dalam bimbingan pendidik terbaik mulai dari rumah.

Mendorong dan mempertahankan kegembiraan anak dan mengembangkan rasa ingin tahu yang dimilikinya melalui pengalaman belajar yang membahagiakan menjadi tantangan bagi Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan (KerLiP). Kebahagiaan diharapkan akan diperoleh anak bukan dengan perasaan sesaat tapi dengan kegiatan yang sepenuhnya menyerap dan melibatkan anak untuk membangun kekuatan dan kebajikan personal. Dalam upaya inilah, kami bermaksud menyelenggarakan mengajak semua pihak termasuk duta anak untuk GERA SHIAGA di Kota Bandung dan kota/kabupaten lainnya di Indonesia untuk menjadikan Car Free Day sebagai wahana “Gerakan Membangun Indonesia Ramah Anak (GeMBIRA) bersama KerLiP”

2. Tujuan
a. Mendorong dan mempertahankan kegembiraan anak perempuan dan laki-laki termasuk anak yang memerlukan pendidikan khusus dan atau pendidikan layanan khusus dan mengembangkan rasa ingin tahu yang dimilikinya melalui pengalaman belajar yang membahagiakan
b. Meningkatkan efektivitas partisipasi keluarga untuk menerapkan prinsip-prinsip hak anak dalam upaya pembangunan berkelanjutan melalui SIMPHONI menuju Kabupaten/Kota Layak Anak
c. Menjadikan Car Free Day sebagai wahana untuk sosialisasi tentang pentingnya OPERA di POMG dan ORKESTRA di dasawisma


3. Waktu dan Tempat
Waktu peluncuran GeMBIRA bersama KerLiP dilaksanakan di Dago Car Free Day sejalan dengan prakarsa International Day for Disaster Reduction yang bertemakan StepUp for Disabilitas dan Disaster yang diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal : Minggu, 13 Oktober 2013
Waktu : 06.30 – 10.00 Wib
Tempat : Tempat Kumpul Aman di SMAN 1 Kota Bandung
Peserta :
1. 130 orang peserta didik perempuan dan laki-laki TKBM SMPN terbuka Yayasan GAPURA
2. 6 orang Guru Pamong Yayasan GAPURA
3. 4 orang Duta Anak untuk GERA SHIAGA di SMAN 8 Bandung
4. 1 orang WAKAMAD Kesiswaan MAN 1 Kota Bandung
5. 2 orang Green Smile Inc.
6. 3 orang Perkumpulan KerLiP
7. 6 orang Perpustakaan Keliling Pusarda Kota Bandung
8. Pengunjung stand SAnDi KerLiP

4. Rekam Proses
1. Pembukaan Perpustakaan keliling Pusarda Kota Bandung
Seperti yang disampaikan Ibu Neti, rekan kami dari PUSARDA Kota Bandung, Pak Nurjamil sudah memarkir mobil perpustakaan keliling di depan halte depan gerbang SMANSA Dago. Fitry dan Iyen dari Green Smile Inc. terlihat duduk di selasar ditengah tumpukan perlengkapan kampanye dan advokasi pemenuhan hak pendidikan anak yang sepakat dibawa tadi pagi pukul 05.30 dari rumah dengan angkot sewaan. Petugas lapangan pagi ini di SMANSA Kota Bandung masih mengernyitkan dahi dengan kehadiran kami yang terkesan tiba-tiba. Aku dan Aas membantu Fitry dan Iyen membawa perlengkapan ke depan Perpustakaan Keliling Kota Bandung.



2. Bermain Ular Tangga Hak-Hak Anak dari KPP-PA
Bermain ular tangga selalu mengasyikkan. Lihat saja, dalam waktu sekejap keluarga pengurus Rumah Zakat, Ayah dan 2 putrinya asyik bermain bersama. Ibu dan kedua putri yang masih kecil terlihat gembira menyaksikan ketiganya bermain. Iwang ternyata menyusul hadir membawa kamera Nikon andalannya. Permainan ular tangga ini mengawali GeMBIRA bersama KerLiP di Dago Car Free Day. Anak yang paling besar membaca setiap kota tujuan setelah melemparkan dadu merah dan sekaligus belajar mengenai hak-hak anak. Kami menyediakan buku tulis dari KPP-PA bercover “Hakku dipenuhi Masa Depanku Pasti dan 31 Hak Anak” sebagai hadiah bagi siapapun yang sampai ke kotak terakhir.

Keluarga dengan 4 putri nan cantik ini asyik bermain sambil membaca hak dan kewajiban anak dengan ular tangga. Kami menyediakan hadiah hiburan tentang ketahanan keluarga dari BKKBN untuk ibu yang ternyata penggerak sekolah ibu. Ayah mereka menawarkan co-branding untuk menggalang dana CSR bagi GAPURA setelah mengetahui kegiatan Lelang Gerakan Amal Pendidikan untuk Rakyat. Permainan berlanjut difasilitasi Aas dan Iwang.



3. Lelang untuk Gerakan Amal Pendidikan Untuk Rakyat

Ada 19 kaos sumbangan Sasha, teman sekelasku di SMAN 3 Bandung yang dilengkapi bonus buku buku tulis dari KPP-PA bercover “Hakku dipenuhi Masa Depanku Pasti dan 31 Hak Anak” serta TV 17 Inch hadiah dari yayasan Solidaritas Ganesha 88 yang siap dilelang untuk membantu operasional GAPURA. Yayasan GAPURA didirikan pada tahun 2004 saat kami menggiatkan kampanye dan advokasi Pendidikan Untuk Semua bersama Dinas Pendidikan Kota Bandung. Menurut data profil keluarga Kota Bandung ada 12.300 anak putus sekolah dan beberapa diantaranya berhasil diverifikasi melalui kegiatan children missing out mapping yang kami laksanakan bersama anak dan keluarga di SD Hikmah Teladan Cimahi. Ada 315 anak yang tidak dapat melanjutkan ke SMP terjaring dalam kegiatan GAPURA dan menjadi peserta didik SMP Terbuka GAPURA yang dibuka di garasi/kelas/rumah keluarga peduli pendidikan. Tahun 2004, pemerintah kota Bandung memberikan dukungan dana Rp 700.000.000 dan diperkuat dengan BOP untuk semua peserta didik dari Kemdiknas saat itu.
Yayasan GAPURA pun dibentuk oleh Pak Sony Sugema pemilik SSC dan menempatkanku sebagai Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah. Aktivasi SMP Terbuka GAPURA kemudian diperkuat dengan 4 SMPN sebagai sekolah induk dan menjadi prioritas GAPURA. Sebelum pindah ke Jakarta pada tahun 2004, kami cukup intensif berhubungan dengan manajemen SMP Terbuka yang dikelola Harjana dkk. Pengelolaan TKBM SMP terbuka GAPURA terlihat sudah sangat baik setelah diluncurkan di SABUGA Presiden RI saat itu, Ibu Megawati Soekarnoputri, yang dimeriahkan pameran pendidikan oleh Perkumpulan KerLiP.

Beberapa minggu ini kontak kami kembali intens dan ternyata SMPN terbuka GAPURA memerlukan dukungan untuk membantu biaya operasional sekurang-kurangnya Rp 20.000.000/bulan itupun honor yang diterima 130 guru pamongnya paling tinggi sebesar Rp 300.000/bulan.

Lelang untuk GAPURA pun digelar melengkapi GeMBIRA bersama KerLiP di Dago Car Free Day.
Alhamdulillah 1 kaos terlelang seharga Rp 20.000 dan digunakan untuk biaya fotokopi dan bahan-bahan penyusunan DReAM oleh peserta didik GAPURA. Komitmen co-branding dengan Rumah Zakat juga memperkuat upaya penggalangan dana yang sudah kami lakukan sejak kemarin melalui what’s app group. Ibu Ira Herdiana teman sekelasku di SMAN 3 Bandung dulu siap untuk mengirimkan sumbangannya ke rekening giro di Bank BRI KCP ITB no 0593-01-000053-9 a.n Yayasan GAPURA


4. Lagu dan gerak “Evakuasi Gempa”

Booklet Youth Evacuation School (YES) for Safer School/Madrasah dibagikan setelah anak-anak kumpul di lapangan SMANSA Kota Bandung. Terlihat spanduk Sekolah GERA SHIAGA di dinding kiri sekolah tersebut yang dipasang saat peluncuran YES for Safer School/madrasah tanggal 9 Oktober 2013. Arlian dan Cindy memfasilitasi anak-anak untuk menyanyikan lagu evakuasi gempa dengan nada lagu Pelangi-Pelangi ciptaan AT Mahmud
Kalau ada gempa lindungi kepala
Kalau ada gempa jauhilah kaca
Kalau Ada gempa bersiaplah antri
Berbaris keluar kumpul di lapangan

5. Penyusunan DReAM (Daftar Rencana Anak Mandiri) “ Bandung IDAMAN Anak dan Keluarga : bersahabat dengan disabilitas dan bencana”

Istilah buku DReAM (Daftar Rencana Anak Mandiri) digunakan saat kami mengaktifkan SAnDI KerLiP di Bogor sebagai Komunitas Belajar Mandiri keluarga-keluarga mitra KerLiP yang memilih model homeschooling dalam pemenuhan hak pendidikan anak-anak mereka. Istilah ini kemudian menjadi lebih menarik saat pelembagaan GSB Menuju Sekolah Aman dilaksanakan di SMPN 11 Bandung atas koordinasi KerLiP dengan RCMU BAPPENAS dan Pemerintah Kota Bandung. Arlian dan kawan-kawan memperkenalkan istilah Dream Board atau Papan Mimpi dengan metode kolase dari majalah bekas beraneka warna. Sejak saat itulah kegiatan penyusunan DReAM menjadi agenda utama dalam kegiatan Roadshow GERA SHIAGA yang kami laksanakan bersama anak-anak dan kawula muda di berbagai sekolah/madrasah dan komunitas termasuk dalam kegiatan ini.
Langkah-langkah penyusunan DReAM sebagai berikut :
a. Anak-anak membentuk kelompok dan dibantu fasilitator menyiapkan kertas plano, gunting, lem, majalah dan koran bekas, spidol/crayon
b. Setiap anggota kelompok berbagi tugas : memilih gambar, menempel, membuat desain, menulis, mewarnai, melengkapi DReAM, presentasi
c. Tempelkan guntingan koran/majalah sesuai dengan tema kegiatan
d. Tambahkan kalimat penyemangat/moto/slogan/narasi
e. Hiasi kertas dengan gambar dan warna yang cocok menurut kelompokmu
f. Siap untuk presentasi

6. Presentasi DReAM di hadapan guru pamong

Saat presentasi inilah yang kita namakan OPERA : Obrolan Pendidikan Ramah Anak. Diharapkan anak-anak terbiasa menyampaikan gagasan, harapan dan praktik baik melalui cara yang mereka sukai dan ditanggapi dengan sungguh-sungguh oleh pendidik utamanya. Diharapkan kegiatan OPERA dalam GeMBIRA bersama KerLiP di Car Free Day ini dapat menginspirasi anak-anak dengan dukungan keluarga untuk menjadikan Pertemuan Orangtua Murid dan Guru di sekolah/madrasah masing-masing sebagai wahana OPERA


7. Bermain dan Membaca bersama keluarga di stand SAnDI KerLiP
Ular tangga yang kami terima dari KPP-PA rupanya menarik minat pengunjung Dago Car Free Day. Anak-anak, remaja dan keluarga bergantian bermain dan membaca buku-buku yang tersedia di stand SAnDi KerLiP yang kami buka bersama Perpustakaan Daerah Kota Bandung.
8. Operasi Semut pengumpulan sampah di tempat kumpul aman
Anak-anak didik SMP Terbuka Kota Bandung terlihat menyisir halaman depan SMANSA setelah selesai berkegiatan. Rupanya mereka terbiasa membersihkan kembali tempat kegiatan belajar mandiri yang merupakan fasilitas belajar gratis dari berbagai pihak termasuk sekolah induk mereka.
9. Tepuk Pramuka untuk Peradaban Dunia yang lebih indah, damai, makmur, nyaman dan aman termasuk bagi disabilitas dan bencana
Sejalan dengan prakarsa UNISDR yang mengajak semua pihak bertepuk tangan untuk memperingati Hari Internasional tentang Pengurangan Risiko Bencana, fasilitator anak dan kawula muda mengajak anak-anak SMP Terbuka Gapura untuk tepuk pramuka dan YES for Safer School/Madrasah termasuk untuk disabilitas dan bencana

MINGGU GEMBIRA BERSAMA KERLIP oleh Nurasiah Jamil


Bandung yang selalu membuat saya kangen, akhirnya minggu ini tanggal 13 Oktober 2013 saya bisa berkumpul kembali bersama keluarga besar kelurga peduli pendidikan, tentunya kalau sama KerLiP semangat itu g habis,,,habis,,,,. Setelah 2 bulan saya di Depok dan ditempatkan KerLiP di daerah Jakarta rasanya kangen berbagi dan bergembira bersama anak.
Saya sampai kurang lebih pukul 22.00 di kantor KerLiP, lalu saya melihat-lihat apa aja sih yang dibawa, eh ada baju dikira mau jualan ternyata buat doorprize, lihat beberapa dokumen yang terbuka dan isinya tetang kegiatan hari PRB di 3 provinsi yang dilaporkan ke UNISDR.
Setelah beberapa lama, Ibu bangun dan kalau udah ketemu Ibu pasti ada cerita dimana aja, saya pun bertanya bagaimana keberlangsungan acara besok pagi, besok itu akan dihadiri oleh anak-anak SMP Terbuka Gapura (Gerakan Amal Pendidikan Untuk Rakyat), Ibu cerita banyak tentang hal ini, dan akhirnya kita mau bikin lelang saja (lelang baju dan Televisi).
Pagi-pagi sekali kami sudah bangun, tim KerLiPers yang semuanya perempuan sudah sampai dengan angkot untuk membawa barang-barang. “saya sebenarnya sih kesiangan dikit karena baru tidur jam 2 hehehehe”
Sesampainya didepan SMAN 1 Bandung dimana car free day Dago diselenggarakan, sudah ada Bapak dari Perpustakaan Daerah (perpustakaan keliling) yang kami ajak kerjasama untuk menyemarakan acara ini. Sambil beres-beres ada objek yang paling menarik saat ini, yaitu games ular tangga dari kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang berisi perilaku baik dan buruk anak. Banyak sekali anak yang ikut dan yang paling menarik adalah anak-anak yang mencapai finish akan mendapatkan buku (buku tulis berisi 31 hak anak dari KPP-PA atau buku ketahanan keluarga dari BKKBN) selama persediaan masih ada.
Setelah jam 7 lebih anak-anak dari SMP Terbuka GAPURA sudah tiba tim terbagi dua dengan sendirinya ada yang masuk ikut simulasi (ada yang foto, pegang handycam, leading dll), saya dengan semangat dan bergembira mengajak anak dan keluarga untuk menjadi tim dalam ular tangga games, seru sekali. Pembelajaran yang saya dapatkan dari permainan ini yaitu:
- The hardest part of your life is when you get to the top; you can be falling down if you choose the wrong step.
- Anak kecil itu lebih sabar dan jujur saat bermain, dia suka sekali tantangan.
- Permainan tim ibu dan anak ini memperlihatkan seberapa besar orang tua bisa bekerjasama dengan anaknya.
Lelang yang saya tawarkan laku satu buah baju seharga 20 ribu yang nantinya akan dikumpulkan dan diberikan ke yayasan GAPURA untuk membantu guru disana. Semoga minggu depan TV nya laku dan Baju nya juga laku. Acara selesai dan saya langsung mudik. Wah menyenangkan deh pokoknya.

Minggu, 13 Oktober 2013

Apa kata Anak-Anak SMP Terbuka GAPURA setelah mengikuti GeMBIRA bersama KerLiP, "Asyiknya kegiatan Ini"

1. Yuni Sari Wahyuni, SMPT 27 Bandung TKB Gumuruh

Asyiknya kegiatan ini

Hari ini sangat seru apalagi saat membuat papan mimpi. semua anggota kelompok bekerja sama dalam mengerjakan kegiatan ini. Ada yang menggunting, mengelem, menggambar, mewarnai, dan lain-lain. Dalam kegiatan ini sangat memerlukan kerjasama yang menarik, misalnya mengeluarkan gambar yang menarik, yang berkreativitas. Meskipun panas tapi kita semua tetap bersemangat untuk menyelesaikan papan mimpi tersebut. Dan akhirnya kita semua bergembira saat papannya telah selesai. Tapi ada gugupnya juga sih hehe....
apalagi saat ibu menyuruh kita untuk mempresentasikan gambar satu per satu. tapi karena saking semangatnya rasa gugup pun hilang. Saat itu sedang bertanya makna gambar itu semuanya berjalan lancar. Walaupun lapar, haus tapi kita tetap senang didalam acara ini.
Doaku hari ini : Ya Allah lancarkan semua kegiatan ini, berikanlah pagi ini kebaikan, tengah-tengahnya kebahagiaan, dan pada akhirnya keselamatan, dan jadikanlah setiap langkah dan impianku menjadi berkau untukku dan semuanya. Robbana atina fidunya hasanah wafil akhiroti hasanah waqina adzaa bannaaar.

2.Sri Mulyati SMPNT 27 TKB Gumuruh kelas IX

Serunya pengalaman hari ini

Hari ini kegiatan kita diawali dengan membuat kreasi bersama teman-teman. Kita berkreasi dengan judul "Papan Impian". Saat kita membuat kreasi itu kita bisa bersenang-senang sambil belajar meluapkan kemampuan kita. Kita juga dapat belajar mempresentasikan hasil kegiatan itu kepada panitia-panitianya.

Saat membuat kreasinya....

Kita membuatnya dengan cara menulis dan menempel-nempelkan gambar yang menurut kita gambar itu sangat cocok terhadap impian kita kepada Bandung. Bahwa impian kita itu impian yang benar-benar ingin kita wujudkan terhadap Bandung...Kita saling membantu satu sama lain seperti dalam memberi semangat, membantu menambahkan kreasinya dan lain-lain.

Memang hari ini yang cukup menyenangkan bagiku dan yang lainnya, karena kita juga selain bisa belajar juga bisa mencoba beradaptasi dengan teman-teman lainnya


3. . Fitri Nur Aini.
Aku salah satu murid dari Yayasan Gapura TKB Gumuruh.
Sekarang aku kelas IX.
Aku mengikuti kegiatan yang diselenggarakan di halaman depan SMANSA

Kegiatan yang diikuti oleh murid-murid SMP Terbuka ini sangat bermanfaat tentunya. Kegiatan ini benar-benar membuat kita lebih kreatif. Kegiatan ini adalah kegiatan pertama yang kita ikuti. Sebenarnya sudah beberapa kali sih. Tapi menurutku kegiatan ini yang paling mngesankan. Karena selain melatih kami menjadi anak kreatif, kami juga dapat teman-teman baru dari yayasan lainnya.

Semoga kegiatan ini dapat terus dilaksanakan.

4. Aprianti, SMPN T 27 Bandung

Hari ini hari yang membahagiakan buatku karena bisa bermain dengan teman-teman sekolah dan dari sekolah lainnya. Hari ini aku dan teman-teman bisa menambah pikiran dan wawasan, karena bisa menggambar, menempel gambar dari koran dan masih banyak lagi yang kita lakukan disini dan kami bisa mengenal teman-teman lainnya.

Andai saja kalau kita kesininya 2 minggu sekali pasti pengetahuan kita lebih menambah.

5. Ratna Ningsih 8H SMP Terbuka GAPURA TKB Gumuruh

Enaknya hari ini adalah kita bisa belajar bersama mengenal sesama dari TKB lain dan bisa melakukan kegiatan bersama.
Dan tidak hanya kegiatan ini saja yang kita lakukan tetapi juga bisa melakukan tugas seperti menggambar, melukis, dan menempelkan gambar dari koran.

Andai saja kita bisa melakukan kegiatan ini 2 minggu sekali pasti akan menambah pikiran kita semua.

Hari ini adalah hari menyenangkan bagi kita semua. mungkin saja kita bisa melakukan 1 minggu sekali pas bahagia

6. Ayu Ricky

Aku salah satu murid dari Yayasan GAPURA TKB Gumuruh. AKu kelas VII
Aku juga salah satu murid yang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan di depan/halaman SMANSA


Kegiatan yang diikuti SMP terbuka ini sangat mengesankan dan tentunya sangat bermanfaat melatih kami menjadi anak kreatif dan giat melaksanakan tugas yang diberikan oleh Bapak Ibu guru.

7. Ira.Fy SMPT 27 Gapura Bandung TKB Gumuruh

Enaknya di hari ini adalah kita bisa menambah kekreativitasan, kecerdasan dan menambah kegiatan yang sangat bermanfaat bagi kita.
Palagi kita bisa mengenal teman dari TKB lainnya.
Jika acara ini dilaksanakan secara 2 minggu sekali, mungkin kita bisa lebih menambah ilmu yang bermanfaat dan tidak ilmu saja yang kita dapatkan tetapi lebih dari itu.

8. Weilina Ayu Puspita Kelas IX


Serunya pengalaman hari ini

Hari ini saya bersama teman-teman sekolah pergi ke CFD. Disana kita melakukan kreasi sendiri maupun berkelompok. Hai ini adalah pengalaman yang sangat seru, asik. Kita belajar disana dan berkreasi seindah-indahnya. Kita juga belajar berpresentasi hasil kreasi kita.

Saat kita berkreasi kita belajar sambil bermain dan berbagi tugas bersama teman-teman. Kita berkreasi dengan tema "papan impian" dimana kita sekelompok membuat kreasi atau gambaran yang sangat indah dan menarik.
Disana juga kita mendapatkan teman baru dari TKB lainnya.
Acara ini sangat bermanfaat bagi kita, karena membawa dampak positif untuk kita.



Ringkasan Peluncuran GeMBIRA bersama KerLiP di Dago Car Free Day Step Up SMP Terbuka GAPURA bersama Duta Anak dari GERA SHIAGA SMAN 8 Bandung Bandung IDAMAN anak dan Keluarga : bersahabat dengan Disabilitas dan Bencana International Day for Disaster Reduction 13 OKTOBER 2013

1. Latar Belakang
Pendidikan adalah sebuah hak asasi sekaligus sebuah sarana untuk merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Sebagai hak pemampuan, pendidikan adalah sarana utama bagi setiap orang termasuk anak-anak yang mengalami hambatan secara ekonomi, sosial dan geografi untuk tumbuh kembang mandiri termasuk untuk berpartisipasi dalam pembangunan berkelanjutan.

Pendidikan memiliki peran penting untuk memberdayakan perempuan, melindungi anak-anak perempuan dan laki-laki dari eksploitasi kerja dan eksploitasi seksual yang berbahaya, mempromosikan hak asasi manusia dan demokrasi, melindungi lingkungan hidup, dan mengendalikan pertumbuhan populasi.

Pendidikan pun diyakini sebagai salah satu investasi finansial yang paling baik dan tersedia bagi Negara dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia/Human Development Index (HDI). Pikiran yang cerdas, cerah, aktif, kreatif, inovatif, kritis dan peduli adalah salah satu kebahagiaan dan imbalan yang didapat dari eksistensi sebagai manusia yang hanya bisa diperoleh melalui pendidikan.

Orang tua, keluarga, dan masyarakat bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara hak asasi anak sesuai dengan kewajiban yang dibebankan oleh hukum. Demikian pula dalam rangka penyelenggaraan perlindungan anak, negara dan pemerintah bertanggung jawab menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi anak perempuan dan laki-laki termasuk disabilitas dan di daerah rawan bencana, terutama dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal dan terarah.

Undang-undang Perlindungan Anak menegaskan bahwa pertanggungjawaban orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus demi terlindunginya hak-hak anak. Rangkaian kegiatan tersebut harus berkelanjutan dan terarah guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Tindakan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak yang diharapkan sebagai penerus bangsa yang potensial, tangguh, memiliki nasionalisme yang dijiwai oleh akhlak mulia dan nilai Pancasila, serta berkemauan keras menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dan negara.

Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan sedini mungkin, yakni sejak dari janin dalam kandungan sampai anak berumur 18 (delapan belas) tahun. Bertitik tolak dari konsepsi perlindungan anak yang utuh, menyeluruh, dan komprehensif, undang-undang ini meletakkan kewajiban memberikan perlindungan kepada anak berdasarkan asas-asas sebagai berikut :
a. nondiskriminasi;
b. kepentingan yang terbaik bagi anak;
c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan
d. penghargaan terhadap pendapat anak.

Dalam melakukan pembinaan, pengembangan dan perlindungan anak, perlu peran masyarakat, baik melalui lembaga perlindungan anak, lembaga keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia usaha, media massa, atau lembaga pendidikan. Pemerintah Kota/Kabupaten berperan penting dalam menerapkan prinsip-prinsip hak anak dengan dukungan semua pihak terutama keluarga. Pembangunan dan pengembangan menuju kota/kabupaten Layak Anak yang digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak diperkuat dengan adanya one kit for all dalam bentuk Permen PP-PA no 11,12,13,14 terkait Kabupaten/Kota Layak Anak.

Cinta, kasih sayang, kehangatan, dan dorongan semangat belajar tanpa syarat merupakan pra syarat untuk mewujudkan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak dengan pengalaman belajar yang membahagiakan. Diyakini bahwa kehidupan yang baik terdapat dalam kebahagiaan yang diperoleh dari pemanfaatan kekuatan khas setiap anak manusia dalam wilayah-wilayah utama kehidupan mereka sehari-hari. Bagi anak, memanfaatkan kekuatan berarti melestarikan pengetahuan, penguasaan dan kebajikan dengan pengalaman belajar yang membahagiakan dalam bimbingan pendidik terbaik mulai dari rumah.

Mendorong dan mempertahankan kegembiraan anak dan mengembangkan rasa ingin tahu yang dimilikinya melalui pengalaman belajar yang membahagiakan menjadi tantangan bagi Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan (KerLiP). Kebahagiaan diharapkan akan diperoleh anak bukan dengan perasaan sesaat tapi dengan kegiatan yang sepenuhnya menyerap dan melibatkan anak untuk membangun kekuatan dan kebajikan personal. Dalam upaya inilah, kami bermaksud menyelenggarakan mengajak semua pihak termasuk duta anak untuk GERA SHIAGA di Kota Bandung dan kota/kabupaten lainnya di Indonesia untuk menjadikan Car Free Day sebagai wahana “Gerakan Membangun Indonesia Ramah Anak (GeMBIRA) bersama KerLiP”

2. Tujuan
a. Mendorong dan mempertahankan kegembiraan anak perempuan dan laki-laki termasuk anak yang memerlukan pendidikan khusus dan atau pendidikan layanan khusus dan mengembangkan rasa ingin tahu yang dimilikinya melalui pengalaman belajar yang membahagiakan
b. Meningkatkan efektivitas partisipasi keluarga untuk menerapkan prinsip-prinsip hak anak dalam upaya pembangunan berkelanjutan melalui SIMPHONI menuju Kabupaten/Kota Layak Anak
c. Menjadikan Car Free Day sebagai wahana untuk sosialisasi tentang pentingnya OPERA di POMG dan ORKESTRA di dasawisma

3. Nama Kegiatan
Nama kegiatan ini adalah ” Gerakan Membangun Indonesia Ramah Anak (GeMBIRA) bersama KerLiP di Car Free Day melalui Kampanye dan Advokasi Pemenuhan Hak Pendidikan Anak”


4. Waktu dan Tempat
Waktu peluncuran GeMBIRA bersama KerLiP dilaksanakan di Dago Car Free Day sejalan dengan prakarsa International Day for Disaster Reduction yang bertemakan StepUp for Disabilitas dan Disaster yang diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal : Minggu, 13 Oktober 2013
Waktu : 06.30 – 10.00 Wib
Tempat : Tempat Kumpul Aman di SMAN 1 Kota Bandung
Peserta :
1. 130 orang peserta didik perempuan dan laki-laki TKBM SMPN terbuka Yayasan GAPURA
2. 6 orang Guru Pamong Yayasan GAPURA
3. 4 orang Duta Anak untuk GERA SHIAGA di SMAN 8 Bandung
4. 1 orang WAKAMAD Kesiswaan MAN 1 Kota Bandung
5. 2 orang Green Smile Inc.
6. 3 orang Perkumpulan KerLiP
7. 6 orang Perpustakaan Keliling Pusarda Kota Bandung
8. Pengunjung stand SAnDi KerLiP


Senin, 07 Oktober 2013

Laporan Praktikum II_Minggu ke-1, 2 dan 3_Arini Dyinil Haq

Praktikum II
Laporan Mingguan
Ke 1



Nama : Arini Diynil haq
NPM : 1006693994
Nama Lembaga : Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan (KerLip)
Alamat Lembaga : Wisma Kodel, lantai 11, Kuningan, Jakarta Pusat.
Supervisor Sekolah : Bagus Aryo
Supervisor Lembaga : Nura Jamil


Program Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial
FISIP UI
Depok, 2013


A. Pendahuluan
Praktikum minggu pertama dimulai pada tanggal 4 September 2013. Kegiatan praktikum bertempat di Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan (KerLiP) yang beralamat di Wisma Kodel Lt. 11, Kuningan, Jakarta. Hari pertama praktikum, praktikan mendapatkan penjelasan mengenai profil lembaga oleh supervisor lembaga. Hari berikutnya, praktikan bertemu dengan kepala lembaga membicarakan rencana kerja yang akan praktikan lakukan selama praktikum di KerLiP dan juga diminta menjadi perwakilan lembaga untuk menghadiri undangan-undangan seminar.

B. Isi laporan
Hari Pertama
Hari pertama praktikum dimulai pada Hari Rabu tanggal 4 September 2013. Praktikan bertemu dengan Supervisor kami yang bernama Fitri. Ia merupakan Direktur Badan Otonom KerLip, yaitu Green Smile Inc yang ditunjuk oleh kepala lembaga kami yang bernama Bu Yanti untuk menjadi supervisor kami. Praktikan dijelaskan mengenai seluk beluk KerLip dan tugas-tugas yang dibebankan kepada praktikan selama praktikum di KerLiP dalam 4 bulan kedepan. Berikut ini merupakan profil lembaga KerLiP :
Perkumpulan keluarga Peduli Pendidikan (KerLiP) dibentuk tahun 1995 di Bandung. Pada awal berdirinya, perkumpulan ini mengembangkan model- model pendidikan berprogram khas di jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. Prinsip kepentingan terbaik bagi anak dan perempuan terus menerus diteliti dan dikembangkan terutama terhadap untuk mendorong pemenuhan hak atas pendidikan dan perlindungan hak anak terutama dari keluarga dan komunitas yang terpinggirkan.
KerLiP mulai menggiatkan Sepekan Aksi Pendidikan Untuk Semua di kota Bandung sejalan dengan prakarsa Global Campaign for Education pada tahun 2002. Tujuan kampanye Pendidikan Untuk Semua adalah mendorong pemerintah dan pemerintah daerah untuk menyediakan anggaran yang memadai dalam memenuhi hak konstitusional rakyat Indonesia terkait 6 target dalam Kerangkan Kerja Dakkar mengenai Pendidikan Untuk Semua. Kampanye dan Advokasi Pendidikan Untuk Semua menghubungkan KerLiP dengan para pemangku kepentingan pendidikan di tingkat kota, provinsi, nasional, regional, bahkan global.
Seiring dengan berkembangnya kemitraan dengan keluarga dan komunitas di daerah bencana pasca tsunami Aceh, KerLiP mengembangkan model pendidikan Lingkungan Hidup dan Bencana. Hal ini merupakan tindakan dalam menyikapi kondisi ekploitasi lingkungan hidup yang semakin masif dan bencana yang menelan korban terutama pada usia anak di seluruh Indonesia serta peran penting pendidikan dalam peningkatan kemampuan masyarakat termasuk perempuan dan anak dalam upaya pengurangan risiko bencana.
Keterlibatan KerLiP didalam penanggulangan bencana sejak pasca bencana Tsunami di Aceh, Tsunami Pangandaran Jawa Barat dan DKI Jakarta, Gempa Jogjakarta, Gempa Sumatera Barat, Banjir Jakarta, serta Gempa Tasikmalaya Jawa Barat dan DKI Jakarta dalam bentuk bantuan peningkatan kapasitas lokal, pengiriman bantuan spesifik perempuan dan anak sekolah, dan batuan kemanusiaan lainnya. Sejak tahun 2009 KerLiP berjejaring dengan para pelaku penanggulangan bencana dengan menjadi anggota Presidium Konsorsium Pendidikan Bencana dan Kordinator Bidang Pendidikan dan IPTEK Platform Nasional Pengurangan Resiko Bencana. Dalam upaya mendorong pengurangan resiko bencana di pendidikan kami mendorong penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana terintegrasi dengan model-model Pendidikan Ramah Anak lainnya.Seluruhnya merupakan pengalaman yang sangat berharga, untuk menumbuhkembangkan gagasan, ide dan pemikiran kedalam suatu tindakan didalam upaya pencapaian Visi dan Misi Gerakan.
Program Prioritas Perkumpulan KerLiP Tahun 2013
1. Kampanye dan Advokasi Sekolah/Madrasah Aman
a. Menjadikan Anak dan Yang Muda Mitra dalam Penerapan Sekolah Aman melalui GERA SHIAGA
b. Ujicoba Juknis monev sekolah/madrasah aman dari bencana terhadap foto-foto hasil rehab 132.317kelas rusak berat di SD dan 41.027 di SMP serta 7.081 MI di seluruh Indonesia
c. Penobatan Duta Anak untuk Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana
d. Pelembagaan Sekretariat Nasional Sekolah Aman
e. Penyusunan Panduan Monitoring dan Evaluasi Sekolah Aman dari Bencana
f. Roadshow GERA SHIAGA
g. Seminar Internasional Sekolah Aman, Sehat, Hijau, Inklusi dan Ramah Anak dengan dukungan Keluarga
h. Talkshow Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana dalam Arsitektur Expo UPI Bandung
i. Penerapan GERASHIAGA di Madrasah
j. Penerapan Sekolah Ramah Anak
k. Finalisasi penyusunan Pedoman Pembangunan da pengembangan MAN IC
l. Penyusunan Road Map PMU di Madrasah
m. Penyusunan Program Sekolah Akhir Pekan
n. Penyusunan Pedoman Penerapan Sekolah Aman dari Bencana di Pendidikan Menengah
o. Panduan Pendidikan PRB diSMA
p. Panduan Pendidikan PRB di SMLB
2. Gerakan Membangun Indonesia Ramah Anak (GeMBIRA) bersama KerLiP
a. Youth Evacuation Simulation (YES)for Safer School/Madrasah
b. Obrolan Pendidikan Ramah Anak (OPERA) di sekolah/madrasah
c. Obrolan Kesehatan Terpadu Ramah Anak (ORKESTRA) di Posyandu
d. GeMBIRA bersama KerLiP di Car Free Day :

3. Rekrutmen dan Peningkatan Kapasitas Sahabat KerLiP
b. Pendampingan penyusunan workplan mahasiswa dan siswa magang terintegrasi dg program prioritas KerLiP
c. Penerimaan mahasiswa dan siswa magang
d. Penempatan fasilitator sebaya terhadap mahasiswa magang
e. pendampingan penyusunan dreams board da rencana aksi nyata
f. peningkatan partisipasi sobat- sobat muda KerLiP dalam workshop, training, seminat,rapat koordinasi,networking, forum kerjasama KerLiP denganberbagai pihak
g. pengumpulan laporan mingguan serta rencana mingguan dalam format dan waktu yang disepakatibersama
h. pembentukan tim adhoc partisipatif dalam setiap event
i. mediasi aktif untuk peningkatan kompetensi relawan
j.Safer culture exchange program
k. pelatihanfasilitator
4. Penguatan Jejaring dan kemitraan dalam mendukung kerja-kerja advokasi, Pendampingan dan pelaksanaan program Perkumpulan KerLiP :
a. Partisipasi dalam ngabandungan dengan walikota Bandung
b. Pendampingan pelembagaan GSB di SMAN 8 atas prakarsa Arlian
c. Pendampingan Penerapan GERA SHIAGA di SMAN 1 kota Bandung, MAN Insan Cendikia Serpong, Ditma Kanwil Jabar, MAN 1 Kota Bandung
d. piloting program IDAMAN melibatkan multipihak


Hari Kedua
Hari kedua praktikum berlangsung pada Hari Jumat Tanggal 6 September 2013. Hari ini Praktikan memulai praktikum pada siang hari, karena ada jadwal kuliah pada hari Jumat. Kegiatan praktikan pada hari itu adalah bertemu dengan kepala lembaga mengenai rencana kegiatan praktikum selama di Kerlip dan tuga-tugas yang diberikan kepada kami oleh lembaga.
Kepala lembaga kami, memberitahu mengenai kegiatan utama yang sedang dilakukan KerLip antara lain sinkronisasi kebijakan terkait nota kesepahaman 7 menteri dalam program sekolah ramah anak, lalu pilot project madrasah ramah anak di MAN Insan Cendekia Serpong, serta YES at Safer School.Kami diminta untuk membuat workplan atau gambaran kasar mengenai program apa yang kami inginkan. Saya konsen ke bidang kesehatannya, dan workplan yang saya buat adalah membuat program sekolah sehat di sekolah yang akan menjadi target sasaran saya. Azizah memilih YES at School yang akan dilaksanakan di SLB yang menjadi target sasarannya. Sedangkan Marcha ingin membuat program PRB di MAN IC Serpong dan Fida pengembangan ketahanan keluarga melalui pemuda.

Hari Ketiga
Kegiatan praktikum pada tanggal 11 September 2013. Praktikan dan ketiga rekan praktikan menghadiri workshop mengenai penanggulangan bencana di tingkat lokal yang diselenggarakan oleh JICA (Japan International Cooperation Agency). Workshop tersebut diadakan di Gedung Sentral Senayan II. Kegiatan dimulai dengan sambutan oleh perwakilan dari JICA Indonesia dan BNPB. dimulai pada pukul 09.30 diawali dengan sambutan dari Bapak Aratsu dari JICA dan Bapak Sugeng dari Indonesia yang diwakili BNPB. Organisasi-organisasi yang hadir berasal dari Jepang dan Indonesia antara lain adalah dari WASEND, Japan Redcross, Japan Foundation, FMWW, Enginers without Borders, KerLip, URDI (Urban and regional Development Intitut, MPBI ( Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia), BDSG (Bandung Disaster Study Group), dll.
Selanjutnya dimulai dengan pengenalan mengenai program manejemen bencana di tingkat lokal yang dilakukan Jepang di Indonesia. WASEND dan BDSG yang pertama kali melakukan presentasi mengenai program kerjasama mereka yang bernama Youth Exchange Program in DRR (Disaster Risk Reduction). Terdapat 4 sub program, yaitu homestay di rumah-rumah warga, melakukan kunjungimana menyelamatkan diri jika terjadi bencana kepada anak-anak (meningkatkan kesadaran anak), dan membagikan informasi mengenai penanggulangan benacana ke masyarakat. WASEND terdiri dari beberapa mahasiswa Universitas Waseda di Tokyo. Sedangkan BDSG (Bandung Disasater Studies Group) adalah perkumpulan mahasiswa ITB. Kedatangan Wasend sendiri ke Indonesia ialah untuk melakukan program DRR didaerah Yogyakarta, dengan penyelenggaranya adalah BDSG.
Setelah WASEND, presentasi dilanjutkan oleh perwakilan dari Japan Foundation yang bernama Ms.Ai Goto. Ia memaparkan mengenai program Kizuna Project. Kizuna project adalah program dari Japan Foundation yang ditujukan untuk mahahasiswa Indonesia yang ingin belajar mengenai sistem penanggulanagan benacana di Jepang. Segala biaya dan akomodasi ditanggung oleh Japan Foundation. Namun, untuk mengikuti progam tersebut, harus mengikuti seleksi yang cukup ketat. Sedangkan Radio FMYY memaparkan tentang kegiatan radio yang berbasis komuntas asal Jepang tersebut di Indonesia. kegiatan yang dilakukan radio FMYY antara lain ialah promosi pendidikan kebencanaan, mengabarkan kepada masyarakat terkait kegiatan mitigasi, gawatdarurat, hingga rehabilitasi dan rekonstruksi yang terjadi diwilayah mereka maupun wilayah lain. Sementara ini radio FMYY berada di Yogyakarta disekitar Gunung Merapi.
Presentasi oleh PT Hitachi berkaitan dengan teknologi dan sistem kerja mesin. Hitachi memiliki terobosan inovasi dimana hal tersebut dapat terhubung dengan cepat dan siapa saja bisa memberikan peringatan dini jika bencana akan terjadi. Teknologi tersebut bernama CMS (Content Management System)ini seperti server yang saling terhubung mulai dari BNPB, Kominfo, BMVKG, stasiun televisi, hingga TOA masjid dilingkungan masyarakat. Dimana jika salah satu server menekan tombol atau BMVKG menangkap adanya bahaya maka secara otomatis sistem peringatan dini berbunyi di TOA masjid secara otomatis dengan rekaman yang disesuaikan serta memberitahu pihak-pihak terkait yang memiliki CMS. Perbedaannya adalah untuk melaporkan terkait perkembangan terbaru tidak perlu menghubung satu per satu lembaga tetapi cukup kirim melalui server dan akan terbagi keseluruh pihak terkait yang memiliki CMS, selain itu CMS juga akan otomatis akan memberikan peringatan melalui televisi. CMS sendiri menggunakan tenaga surya, dan sudah diujicobakan namun masih dalam proses kerjasama dengan pemerintah Indonesia.

Presentasi selanutnya dari Palang merah Jepang dan PMI yang memiliki kegiatan di Banten. Kegiatannya adalah melakukan pemberdayaan komunitas untuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapai dampak dari benacara dai sisi kesehatannya.
Setelah beberapa lembaga tersebut memaparkan mengenai program-programnya, dilanjutkan dengan diskusi panel. Hasil dari sikusi panel tersebut adalah identifikasi tantangan dan penanaman nilai dari hubungan Jepang-Indonesia dalam kerjasama di level lokal manajemen bencana, apa yang bisa dicapai dari kerjasama internasional khususnya antara Jepang-Indonesia, serta melangkah maju untuk dampak berkelanjutan yang lebih baik melalui ide-ide dan strategi.


Hari Keempat
Kegiatan praktikum berlangsung pada tanggal 12 September 2013. Praktikan pergi ke wisma kodel di kuningan untuk bertemu dengan supervisor lembaga. Hari itu saya datang terlambat ke kantor. Sesampainya disana, rekan praktikan lainnya, yao=itu Azizah dan Fida sudah hadir terlebih dahulu. Mereka juga sudah berbincang-bincang mengenai progress workplan mereka bersama supervisor.
Praktikan belum merampungkan rencana kerjanya, saya pun banyak bertanya mengenai program kesehatan apa saja yang pernah dilaksanakan oleh KerLip. Ia bercerita bahwa, kerLiP menjadi fasilitator di SMP 11 Bandung dimana anak-anak tersebut membuat program Jamban Bersih Sehat di sekolah tersebut yang diinisiasi oleh murid-murid SMP 11 itu sendiri. Selain itu, Kerlip juga pernah mengadakan pelatihan untuk kader-kader posyandu di Cianjur. Supervisor kami pun juga menanyakan mengenai apa yang kami dapatkan ketika menghadiri workshop di JICA. Setelah melakukan supervisi, kami pun isitirahat makan siang dan kembali merampungkan rencana kerja masing-masing praktikan.

C. Penutup
Selama 4 hari praktikan menjalani praktikum di KerLiP, praktikan mendapatkan sedikit gambaran mengenai lembaga KerLiP. Praktikan juga sudah mulai menyusun rencana kerja masing-masing. Kegiatan yang akan praktikan lakukan pada minggu kedua adalah menghadari workshop/seminar/forum kajian yang mengundang KerLip.


Minggu ke-2

A. Pendahuluan
Praktikum minggu kedua dimulai pada tanggal 17 September 2013 sampai 22 september 2013. Kegiatan praktikum bertempat di Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan (KerLiP) yang beralamat di Wisma Kodel Lt. 11, Kuningan, Jakarta. Hari pertama pada minggu kedua, kegiatan praktikum adalah menghadiri Forum Kajian Pembangunan di LIPI dan rapat koordinasi mengenai acara bulan PRB Nasional di Lombok dan pembahasan mengenai Sekolah Aman di kantor Save The Children. Hari berikutnya, praktikan pergi ke SMAN 13 Jakarta untuk melakukan engagement dengan pihak sekolah terkait pilot project untuk pendidikan PRB di Jakarta. Hari ketiga, melakukan supervise dengan supervisor lembaga, dan haroi keempat melakukan kampanye di Car Free Day Dago, Bandung.

B. Isi laporan
Hari Pertama
Hari pertama praktikum pada minggu kedua jatuh pada tanggal 17 september 2013. KerLip diundang untuk menghadiri Forum Kajian Pembangunan dengan LIPI sebagai tuan rumah. Praktikan diminta oleh kepala lembaga untuk mewakili KerLip untuk hadir sebagai peserta forum kajian tersebut. Saya dan teman praktikum saya yang bernama Fida Iyun yang pergi ke forum kajian tesebut. Forum tersebut mulkai pada pukul 09.00- 11.30 WIB. Topik pada hari itu adalah tentang BLSM; desain, masalah, dan solusi-solusi yang memungkinkan yang dipaparkan oleh Ari Perdana dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan 2013 (TNP2K). Selain itu membicarakan tentang dampak dari jaminan asuransi kesehatan universal di sumatera selatan oleh Ari Kuncoro (LLPEM-FEUI).
Pembicara dari TNP2K mengulas mengenai program BLSM serta keadaan yang terjadi di lapangan ketiaka BLSM tersebut disalurkan ke masyarakat. Banyaknya kesalahan yang terjadi seperti kesalahan dalam menyalurkan dana BLSM ke orang yang benar-benar membutuhkan (mistargeting). Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut seperti banyaknya karakteristik yang serupa untuk menentukan siapa penerima BLSM. Seharusnya dibutuhkan lebih dari 1 indikator untuk menentukan penerima BLSM. Selain itu, kesalahan dalam mengumpulkan data siap saja yang berhak menerima BLSM. Kesalahan dalam pengumpulan data tersebut bisa dikurangi apanila dilakukannya musyawarah desa/kelurahan untuk mendapatkan informasi yang tepat untuk mengetahui siapa saja yang berhak menerima BLSM.Pembicara (Ari Perdana) mengatakan bahwa akan terus dilakukan perbaikan dalam pelayanan pemberian BLSM kepada masyarakat. Namun banyak peserta forum kajian tersebut yang menanyakan mengapa harus menggunakan


Setelah menghadiri Forum kajian Pembangunan, praktikan menghadiri pertemuan di kantor Save The Children.Pertemuan tersebut berlangsung dari pukul15.00 sampai 17.30 WIB. Pertemuan ini diadakan dalam rangka sharing rencana kegiatan pelaksanaan Bulan PRB yang diadakan oleh BNPB pada tanggal 7-11 Oktober 2013 di NTB dan identifikasi rencana rekan-rekan NGOs dalam mendukung kegiatan tersebut. Selain itu juga, sharing informasi terkait dengan perkembangan kegiatan dan kebijakan pendidikan dalam situasi bencana atau implementasi Sekolah Aman.


Hari Kedua
Praktikum pada tanggal 18 September 2013. Praktikan bersama dengan rekan praktikan lainnya yaitu, Azizah dan Fida pergi ke SMAN 13 Jakarta untuk meminta izin melakukan kerjasama dengan pihak sekolah untuk membuat program pendidikan pengurangan risiko bencana (PRB) di sana.
Pada pagi hari sekitar pukul 09.00, saya pergi dari rumah menuju daerah Jakarta Utara, tepatnya ke SMAN 13 Jakarta. Sekitar pukul 10.00 saya sampai, dan bersama rekan saya menuju ruangan Wakasek Kesiswaan yang bernama Ibu Eni. Namun pada hari itu, tampak para guru sedang berkumpul di ruangan tersebut melakukan persiapan untuk acara pramuka yang pada keesokan harinya. Tentu saja kami harus menunggu mereka sampai selesai. Cukup lama kami menunggu guru tersebut menyelesaikan urusannya, setelah itu kami pun diajak untuk mengobrol. Teman saya, yaiitu Azizah yang merupakan almumni SMAN 13 lah yang menjadi jubir kami saat itu. Ia pun menjelaskan maksud dan tujuan kami untuk melakukan piloting program sekolah aman di sana. Ibu Eni pun menyetujui usulan kami tersebut, dengan alasan sekolah tidak mengganggu jam pelajaran murid sehingga kami diperbolehkan untuk melakukna kegiatan setiap hari Rabu. Azizah juga menjelaskan bahwa kami akan melakukan pengajuan proposa;l bantuan dana pendidiakn dari Dikmen PPKLK. Pihak sekolah pun menyetujui untuk membantu dalam kelengkapan administrasinya. Setelah berbicara dengan wakasek kesiswaan tersebut, kami pun memnaggil para calon ketua OSIS, Ketua PMR dan Ketua Pramuka untuk membicarakan atau menjelaskan mengenai program yang akan kami lakukan disana yang akan melibatkan mereka juga.
Setelah melakukan perbincangan dengan murid-murid tersebut, kami bertiga pun melakukan diskusi kembali. Hasilny adalah Fida yang akan betanggung jawab terhadap piloting di sekolah tersebut. Inti dari kedatangan kami ke SMAN 13 Jakarta adalah kami menawarkan kerjasama dengan pihak sekolah untuk mengadakan kegiatan pendidikan PRB di SMAN 13 jakarta. Nantinya kami yang menjadi fasilitator dalam program tersebut. Pihak sekolah hanya menyediakan tempat, peralatan yang dibutuhkan dan menyediakan waktu dan tempat apabila mengadakan suatu kegiatan dalam rangka PRB di sekolah, seperti pelatihan, simulasi evakuasi ketika terjadi bencana di sekolah dan lain-lain.

Hari Ketiga
Praktikum pada tanggal 19 September 2013. Praktikan bertemu dengan Supervisor lembaga yang bernama Nuraisa Jamil untuk melakukan supervisi. Praktikan bertemu di Perpustakaan Pusat UI. Supervisi dihadiri oleh praktikan sendiri dan rekan praktikan yang bernama Marcha. Supervisor kami, menanyakan mengenai progress workplan masing-masing. Saya pun memberi tahu mengenai workplan saya yang mengalami perubahan. Ia juga mulai menugaskan kami untuk secara bergantian piket ke kementerian-kementerian untuk mengkonfirmasi mengenai Nota Kesepahaman oleh 7 Menteri mengenai Sekolah Aman yang diprakarsai oleh KerLiP..

Hari keempat
Praktikum berlangsung pada tanggal 22 September di Car Free Day Dago. Praktikan melakukan sosialisasi mengenai lembaga KerLiP, melakukan aktivitas bersama dengan siswa dampingan KerLip, yaitu SMAN 8 Bandung. Aktivitas yang kami lakukan adalah melakukan kampanye yang diusung oleh UNOCHA dalam memperingati hari kemanusiaan dunia. Kami mengajak para pengunjung Car Free Day Dago untuk menuliskan opini mereka mengenai apa yang dibutuhkan dunia saat ini. Opini-opinbi mereka dituliskan di secarik kertas, lalu kertas sebut kan ditempelkan di kain yang kami pajang di pinggir jalanan CFD tersebut. Selain melakukan kampanye hari kemanusiaan sedunia. Kami juga membawa permainan anak-anak yaitu ular tangga yang bertujuan untuk mengajak anak-anak disekitaran CFD Dago untuk bermain bersama. Ulartangga yang kami bawa berbeda dengan ular tangga yang biasa dimainkan opleh anak-anak. Ular tangga tersebut berukuran sangat besar. Sehingga cara bermainnya dengan diri kita sendiri yang melangkah diatas bidang ular tangga tersebut. Ular tangga tersebut mengajarkan nilai-nilai baik untuk anak-anak. Di kotak-kotaknya tertulis pesan-pesan moral seperti, jangan mencontek, hormati guru, dan laimsebagainya.

C. Penutup

Selama 4 hari praktikan menjalani praktikum di KerLiP, praktikan mendapatkan berbagai informasi mulai dari kajian pembangunan mengenai BLSM, jaminan asuransi kesehatan, melihat langsung bagaimana rapat koordinasi berbagai NGO untuk melaksanakan suatu kegiatan, melakukan engagement dengan pihak sekolah. Untuk kegiatan praktikum pada minggu selanjutnya, praktikan akan mewakili KerLip dalam rapat koordinasi selanjutnya di Save the children, pergi ke kemendikbud untuk follow-up mengenai kehadiran Dirjen Dikmen dan Dirjen Dikdas dalam acara bulan PRB Nasional di NTB.


Minggu ke-3

A. Pendahuluan
Praktikum minggu ketiga dimulai pada tanggal 23 September 2013 sampai 26 september 2013. Kegiatan praktikum bertempat di Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan (KerLiP) yang beralamat di Wisma Kodel Lt. 11, Kuningan, Jakarta. Hari pertama pada minggu ketiga, kegiatan praktikum adalah pergi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melakukan follow-up terkait kehadiran Dirjen Pendidikan Dasar (Dikdas), Dirjen Pendidikan Mengengah (Dikmen) sebagai pembicara dalam rangkaian acara Hari Peringatan Bulan PRB Nasional yang diadakan oleh BNPB, selain itu juga mealkukan follow-up mengenai surat edaran Yes For Safer School dan kepastian melakukan audiensi terkait kegiatan YES at safer school. Hari berikutnya, praktikan mengikuti rapat koordinasi lanjutan di kantor Childfund Internasional. Hari ketiga, praktikan kembali ke kemendikbud untuk melakukan follow up. Praktikum hari keempat adalah praktikan pergi ke SMAN 13 Jakarta untuk bertemu dengan para pengurus OSIS, Pramuka dan PMR untuk membicarakan persiapan pilot project disana.

B. Isi laporan
Hari Pertama
Hari pertama praktikum pada minggu ketiga jatuh pada tanggal 23 september 2013. Praktikan pergi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melakukan follow-up terkait kehadiran Dirjen Pendidikan Dasar (Dikdas), Dirjen Pendidikan Mengengah (Dikmen) sebagai pembicara dalam rangkaian acara Hari Peringatan Bulan PRB Nasional yang diadakan oleh BNPB, selain itu juga mealkukan follow-up mengenai surat edaran Yes For Safer School.
Praktikan pergi ke daerah Jakarta Pusat, tepatnya Jl. Jend. Sudirman. Sesampainya di Kemendikbud, praktikan langsung menuju Gedung D Lantai 11, tempat Direktorat Pendidikan Menengah. Seperti yang diamanatkan oleh Kepala lembaga (Bu Yanti) pada hari sebelumnya, yaitu mendatangi staff Dirjen Dikmen dan Dikdas untuk melakukan follow up terkait surat edaran yang harus disebarkan ke sekolah-sekolah agar sekolah tersebut berpartisipasi dalam kegiatan Yess for Safer School. Selain itu saya juga diminta untuk meminta konfirmasi beilau apakah dapat menghadiri kegiatan di NTB sebagai narasumber/pembicara di acara Hari Peringatan Bulan PRB Nasional.
Staff Dirjen Dikmen yang saya temui saat itu bernama Mba Anisa, saya pun menyampaikan maksud ke datangan saya kesana. Ia awalnya agak bingung mengenai apa yang saya maksud mengenai surat edaran. Ia pun menanyakan mengenai nomor surat edaran yang sudah KerLip kirimkan kesana. Saya yang saat itu langsung menghubungi supervisor saya untuk menanyakan mengenai nomer surat edaran tersebut, karena staff tersebut lupa menyimpannya dimana. Namun ketika saya sedang sibuk menghubungi supervisor saya, Staff tersebut akhirnya menemukan surat permohohan surat edaran yang dikirimkan oleh KerLip mengenai Youth Evacuation Simulation (YES) at Safer School agar Dirjen Dikmen dan Dikdas mengirimkan surat edaran tersebut ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia untuk melakukan kegiatan Satu Jam Simulasi Evakuasi gempa bumi secara serentak yang direncanakan, dilakukan dan dilaporkan oleh anak pada tanggal 9 Oktober nanati yang bertepatan dengan Hari PRB Nasional.
Selain surat edaran, saya juga meminta staff tersebut untuk mencari jadwal untuk dilakukannya audiensi terkait YES for safer Schhol, namun sataff tersebut belum bisa memastikan kapan audiensi akan dilakukan karena pak Dirjen Dikmen sedang berada diluar kota. Setelah dari DIrjen Dikmen saya berpindah ke Gedung E Dirjen Dikdas. Saya menunggu cukup lama untuk bertemu dengan staff Dirjen Dikdas (Mba Adis). Hal yang sama yang saya tanyakan ke staff Dirjen Dikmen saya sampaikan kembali ke staff tersebut. Ia juga belum dapt member kepastian kapan audiensi dilakukan dan kepastian mengenai kehadiran dirjen Dikdas dalam acara di NTB tersebut.
Hari Kedua
Pada tanggal 24 September 2013, praktikan menghadiri rapat koordinasi terkait kegiatan Hari PRB Nasional di NTB (Lombok). Praktikan pergi bersama rekan praktikan yang bernama Marcha. Saat itu yang hadir dalam rapat koordinasi hanya dari Mba Yuni dariSave The Children yang diwakili oleh Mba Yuni, Mas Rudi dari Childfund International, dan Mas Iskandar dari Dompet Dhuafa.
Kami telat hadir pada rapat koordinasi tersebut. Sebelumnya mereka sudah membicarakan mengenai revisi ToR kegiatan pada tanggal 10 Oktober nanti.
Saya pun melaporkan hasil yang saya dapatkan ketika pergi ke Kemendikbud kemarin bahwa dirjen dikmen dan dirjen dikdas belum bisa memastikan apakah bisa pergi ke NTB untuk menghadiri hari peringatan bulan PRB Nasional tersebut. Mba Yuni meminta saya untuk disampaikan ke kepala lembaga agar konfirmasi keberangkatan beliau ke Lombok pada tanggal berapa, selain itu juga mba Yuni ingin perwakilan dari Dikdas agar dikurangi saja dari 3 orang menjadi 1 orang (hanya pak Dirjen Dikdas saja) apabila memungkinan agar tiket yang seharusnya untuk perwakilan dari dikdas bisa dialokasikan ke yang lain. Kami juga diminta untuk melakukan konfirmasi ulang ke kemindukmbud dan memberikan kepastian pada hari jumat besok.
Hari ketiga
Kegiatan praktikum pada tanggal 25 September 2013 adalah praktikan hanya melakukan follow up ke Kemendibud khusunya dirjen DIkmen dan Dirjen Dikdas seprti yang telah dilakukan pada hari sebelumnya pada tanggal 23 sepetember. Namun, hanya dari pihak Dirjen Dikmen yang sudah konfirmasi bahwa beliau tidak bisa hadir dalam acara hari peringantan bulan PORB Nasional di Lombok, dan diwakilkan oleh Direktorat PKLK. Sedangkan dari pihak Dirjen Dikdas, staffnya memberitahu bahwa pak Dirjen Dikdas baru bisa memastikan berangkat atau tidakny pada H-1 sebelum hari H kegiatan di Lombok tersebut.
Hari Keempat
Kegiatan praktikum pada tanggal 26 September 2013 berlangsung di SMAN 13 Jakarta. Hari itu saya janjian tengan rekan praktikan saya, yaitu Azizah dan Fida untuk bertemu dengan para pengurus OSIS, Pramuka, dan PMR untuk membicarakan terkait kegiatan program yang akan kami lakukan di sekolah tersebut.
Pada jam isitirahat murid, kami meminta perwakilan dari OSIS, Pramuka, dan PMR untuk berkumpul di depan ruang wakasek. Kami pun membicarakan mengenai rencana akan melakukan roadshow pada tanggal 3 oktober nanti. Dimana akan memberikan pengetahuan mengenai kebencanaan dan pengurangan risiko bencana kepada mereka sebagai bagaian dari rangkaian kegiatan program pendidikan pengurangan risiko bencana yang akan kami lakukan di SMAN 13 Jakarta.
Kami meminta ketua OSIS yang baru terpilih, untuk mengumpulkan perwakilan dari beberapa ekstrakulikuler di SMA 13 untuk hadir pada hari kamis tanggal 3 oktober nanti. Mereka juga kami minta untuk mengirim timeline program kerja mereka untuk diselaraskan dengan timeline program kerja yang akan kami buat sehingga nantinya tidak akan terjadi bentrokan jadwal kegiatan antara program kami dengan program kerja mereka. Selain itu juga, kami meminta disediakan tempat dan peralatan yang kami butuhkan seperti LCD, dan mic.

Penutup
Pada kegiatan praktikum minggu ketiga ini saya hanya melakukan kewajiban saya sebagai praktikan dilembaga dengan baik yaitu dengan melaksanakan amanat untuk pergi melakukan follow up ke kementerian mengenai surat edaran, menjadi perwakilan KerLip da;lam rapat koordinasi. Awalnya saya agak canggung dalam menjalankan tugas tersebut, karena sebleumnya saya tidak pernah melakukannya. Untuk kedepannya saya harap, kami (praktikan dari KESSOS UI, termasuk saya) dapat menjalankan tugas kami dengan baik dan konsisten dalam menjalankan amanat yang diberikan kepada kami dengan penuh tanggung jawab, sehingga apa yang kami lakukan di KerLip ini benar-benar dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat dan semoga saya dapat segera merampungkan rancangan program akhir praktikum saya di lembaga, karena sampai saat ini saya belum menemukannya rencana aksi yang cocok dengan minat saya.



Jumat, 04 Oktober 2013

Laporan Mingguan 1_Siti Azizah namirah

Praktikum 2
Laporan Mingguan
Ke 1



Nama : Siti Azizah Namirah
NPM : 1006694625
Nama Lembaga : Keluarga Peduli Pendidikan (KerLip)
Alamat Lembaga : Wisma Kodel, lantai 11, Kuningan, Jakarta Pusat.
Supervisor Sekolah : Bagus Aryo
Supervisor Lembaga : Nurul Fitri Azizah


Program Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial
FISIP UI
Depok, 2013


Praktikum minggu pertama berlangsung tidak berurutan karena lembaga sudah meminta kami memulai lebih awal. Sedangkan pada minggu pertama mulai saya beberapa kali izin untuk menyelesaikan tugas laporan pertanggungjawaban K2N UI 2013. Pertama kali bertemu kami dijelaskan mengenai kelembagaan KerLip mengenai awal berdiri hingga menjadi seperti sekarang ini. Selanjutnya kami juga diminta menjadi perwakilan KerLip untuk menghadiri seminar dan undangan, dan membicarakan agenda praktikum yang akan kami lakukan selama berada di KerLip dan melakukan beberapa tugas yang diberikan.

Rabu, 28 Agustus 2013. Durasi Praktikum 4 Jam
Hari ini saya dan Marcha ditugaskan untuk menghadiri diskusi yang diadakan Komunitas Skala yang bekerja sama dengan INAFOR (International Forestry Researchers). Tema seminar hari ini ialah “Climate Changes Research and Moments in Pictures), terdapat 3 pembicara pada hari itu yaitu Niken S, dan Deden J dari Kementerian Kehutanan dan Gunawan W dari Kompas, dan acara ini dimoderatori oleh Ratna Dumilah. Diskusi hari ini berisi mengenai bagaimana sebuah foto dapat menceritakan suatu penelitian/laporan.
Saya hadir di Hotel Menara Peninsula Hotel sekitar pukul 15.10, dan ternyata acara baru dimulai pukul 16.00. Lalu sayapun memilih menunggu di lobi hotel dan menunaikan sholat ashar. Tiba pukul 16.00 saya masuk ke Ruang Cengkeh dimana diskusi berlangsung, setelah membaca situasi untuk beberapa saat ternyata diskusi ini ialah rangkaian acara dari konferensi internasional yang diadakan INAFOR selama 2 hari. Saya duduk ditengah ruangan dan mulai mengeluarkan catatan dan menyimak isi diskusi tersebut.
Acara dibuka oleh MC dan kemudian diserahkan kepada moderator pertama-tama 2 orang pembicara yaitu ibu Niken dan bapak Deden yang seorang peneliti menceritakan pengalaman mereka selama melakukan penelitian terkait lingkungan khususnya hutan. Kemudian dilanjutkan dengan bapak Gunawan yang menjelaskan teknik pengambilan gambar yang baik untuk laporan/penelitian. Teknik penyampaian disini terdapat beberapa gambar yang ditampilkan dilayar kemudian pak Gunawan menilai ataupun bercerita mengenai foto tersebut. Saat mempresentasikan hal tersebut pak Gunawan menyatakan bahwa hal terpenting dalam pengambilan gambar yang terpenting adalah sudut pandang pengambilan dan momentum. Jika igin membuat foto untuk laporan penelitian tidak bisa dilakukan secara terburu-buru karena hal terpenting adalah semuanya harus terjadi secara alami, sehingga harus menunggu momen terbaik.
Setelah paparan tersebut selesai acara dilanjutkan dengan ramah tamah atau makan malam. Sayapun pergi makan dan setelah itu pulang.

Jum’at, 30 Agustus 2013. Durasi Praktikum 6 Jam
Hari ini adalah hari pertama saya datang ke tempat praktikum secara formal, sebelumnya saya sudah pergi ke Bandung untuk menemui kepala lembaga dan mendapatkan penjelasan singkat seputar KerLip. Hari ini saya berjanji untuk bertemu pukul 09.00 di Wisma Kodel lantai 11 tempat sekertariat KerLip di Jakarta. Hari ini saya datang terlambat karena belum terbiasa mengatur waktu keberangkatan. Setibanya disana saya langsung disambut oleh Bu Yanti dan Ka Wahyu penunggu sekertariat tersebut. Dari sini saya mengetahui sekertariat ini bukanlah milik KerLp tetapi Universitas Paramadina, namun oleh pemiliknya dipinjamkan sebagai sarana sekertariat kerLip di Jakarta.
Pagi itu Bu Yanti juga memiliki janji wawancara dengan 2 mahasiswa S2 Komunikasi UI, Jurusan Komunikasi sedang mengadakan penelitian mengenai NGO yang fokus dibidang pendidikan dan bekerjasama dengan lembaga asing. Oleh sebab itu saya dan Marcha menunggu sambil mendengarkan wawancara tersebut sebagai sarana kami untuk mengenal KerLip lebih jauh.
Usai melakukan wawancara Bu Yanti kembali berbincang dengan kami dan bertanya mengenai apa yang ingin kami dapatkan selama berada di KerLip dan apa yang menjadi ketertarikan kami dan berhubungan dengan lembaga. Saya dan Marcha memiliki ketertarikan yang sama dibidang penanggulangan bencana lalu Bu yanti menjelaskan terkait sekolah aman yang dilakukan KerLip dan sejarah perkembangannya sampai sekarang. KerLip awalnya bermulai dari kampanye pendidikan berkeadilan dan berkualitas sampai akhirnya sekarang seringkali menjadi mitra kementerian dalam hal kegiatan maupun staf ahli merancang suatu peraturan. Hingaa pada suatu titik Bu Yanti beranggapan bahwa hal terpenting dari sekolah faktor amannya hal inilah yang menjadi awal masuknya beliau kedalam bidan penanggulangan bencana. Bu Yanti sendiri sekarang menjabat sebagai ketua sekolah aman di Indonesia. Pilot project KerLip sendiri untuk hal ini berada di SMP 11 dan SMA 8 Kota Bandung, selain itu Forum Anak Lampung Timur bekerja sama dengan Child Fund. Standar sekolah amanpun dibuat dengan kerjasama KerLip dengan BNPB. Dalam hal kampanye sekolah aman KerLip program ini diberi nama YES at Safer School (Youth Evacuation and Simulation) konsep dari program ini bisa dibuat sangat simpel hingga tersulit. Tersimpel adalah cukup melakukan roadshow ke sekolah lalu menularkan lagu mengenai gempa yang dikarang sendiri oleh beliau.
Lama berbincang kamipun pamit pulang karena kami akan menghadiri wisuda angkatan 2009 dan Bu Yantipun sudah memiliki janji.

Selasa, 4 September 2013. Durasi Praktikum 4 Jam
Hari ini kami berjanji untuk bertemu dengan Fitri, penanggungjawab YES at School sekaligus kepala badan otonom KerLip Green Smile Inc. Hari ini kami bertemu untuk berbagi informasi sekaligus merencanakan kegiatan yang akan kami lakukan selama 4 bulan kedepan. Saya tiba di kantor pukul 11.30, hari ini kami berjanji bertemu pukul 13.00. sambil menunggu sayapun membaca beberapa bahan mengenai KerLip.
Lalu saat Fitri datang kamipun memulai pembicaraan dimulai dari beliau yang menerangkan mengenai KerLip. KerLip (Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan) terbentuk apada tanggal 25 Desember 1999 di Kota Bandung. Pada saat awal berdiri KerLip melakukan pengembangan terhadap model pendidikan berprogram khas dijalur pendidikan formal, non-formal dan informal. Awalnya kegiatan KerLip perupa kampanye dan advokasi terkait pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Pasca bencana tsunami di Aceh barulah KerLip mulai mengembangkan model pendidikan lingkungan hidup dan bencana. Setelah ini barulah KerLip menyadari untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas haruslah dimulai dari aman, aman dari bencana maupun hal negatif lainnya yang dapat membahayakan anak. Hingga akhirnya KerLip menjadi anggota Konsorsium Penanggulangan Bencana/KPB serta menjadi Kordinator Bidang Pendidikan dan IPTEK Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana. Dan hingga saat ini KerLip masih giat dalam memperjuangkan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia melalui kampanye dan advokasi maupun piloting dibeberapa sekolah. Adapun prinsip utama dari KerLip ialah ; tumbuh bersama, partisipatif, keadilan sosial, dan otonomi. Selanjutnya visi KerLip ialah “Pada tahun 2019, Perkumpulan KerLiP menjadi gerakan sosial kritis keluarga peduli pendidikan untuk mendorong pemenuhan hak hidup bermartabat terutama hak atas pendidikan, perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan di bidang pendidikan, lingkungan hidup dan kebencanaan”. Sedangkan misi KerLip ialah ; Bersikap proaktif dalam upaya tumbuh bersama mengembangkan kelembagaan dan kemitraan yang menjunjung tinggi prinsip dan nilai KerLiP, meneliti dan mengembangkan model-model gerakan keluarga dan komunitas dalam kerangka aksi Pendidikan Untuk Semua dan Pengurangan Risiko Bencana, memobilisasi sumber daya yang ada demi kepentingan terbaik anak dan perempuan, serta Mengurangi kesenjangan dalam pemenuhan hak hidup bermartabat melalui pengembangan pendidikan anak merdeka di sekolah dan pendidikan formal, non formal dan informal lainnya.
Setelah menjelaskan mengenai KerLip secara organisasi Fitri lanjut menjelaskan mengenai program sekolah aman/ YES (Youth Evacuation and Simulation) for School or Madrasaa. Pada dasarnya program ini dibawahi oleh Green Smile Inc atau badan otonom KerLip yang dikepalai oleh Fitri sendiri. Dalam perjalanannya Green Smile Inc sudah membuat metode dan alat untuk melakukan intervensi untuk terciptanya sekolah aman. Salah satu alat yang dimiliki Green Smile Inc untuk YES for Safer School/Madrasaa ialah LIBRA (Lembar Inspirasi bagi Ragam Anak). Lembar ini berisi mengenai tahapan pembuatan rencana kontijensi untuk anak disekolah. Lembar ini berisi mengenai penilaian kapasitas dan kerentanan, peta sekolah dan jalur evakuasi, hingga rencana evakuasi yang akan dilaksanakan. Setelah menjelaskan panjang lebar Fitripun memberikan pilihan kepada kami untuk melakukan apa yang kami inginkan dan selanjutnya dia mengajukan untuk membuat rencana kerja dari masing-masing kami.
Tanpa terasa kami berbincang hingga pukul 16.00 setelah sholat ashar kamipun berpamitan pulang dan meninggalkan Wisma Kodel.

Jum’at, 6 September 2013. Durasi Praktikum Jam 4 Jam
Hari ini usai kuliah kami berjanji bertemu dengan Bu Yanti untuk membicarakan terkait rencana kegiatan yang akan kami lakukan selama berada di KerLip. Siang itu seperti biasa kami berkumpul diruang pertemuan pukul 13.00. Hari ini bu Yanti juga menceritakan terkait kunjungannya ke Lombok dengan Menteri Agama terkait program Madrasah ramah anak dan beliau juga menyampaikan bahwa KerLip mendapatkan tugas baru yaitu membantu penyelenggaraan Hari Anak Nasional yang akan dilaksanakan di Lombok. Selanjutnya pembicaraan dilanjutkan dengan perbincangan terkait kegiatan utama yang sedang dilakukan KerLip antara lain sinkronisasi kebijakan terkait nota kesepahaman 7 menteri dalam program sekolah ramah anak, lalu pilot project madrasah ramah anak di MAN Insan Cendekia Serpong, serta YES at Safer School.
Bu Yanti menjelaskan mengenai pencapaian dan apa yang akan dilakukan KerLip selanjutnya, lalu kami diminta untuk memilih program mana yang kami inginkan. Saya memilih YES at School akan tetapi untuk di SLB maupun sekolah inklusif dan nantinya saya yang akan memilih tempat mana yang akan menjadi lokasi program saya. Lalu Marcha ingin membuat program DRR for Youth di MAN IC Serpong, Diyni terkait sekolah sehat dan Fida pengembangan ketahanan keluarga melalui pemuda. Setelah kami memilih apa yang menjadi minat kami lalu kami menjelaskan gambaran kasar yang ingin kami lakukan, Bu Yanti langsung menyuruh kami membuat draft raancangan kerja kami hingga Desember nanti, saya pribadi membuat rancangan kegiatan hanya sampai November dikarenakan menyisakan waktu jika terjadi penggeseran jadwal.
Dalam pembuatan rancangan kegiatan ini saya menulis akan membuat simulasi evakuasi dan peta kontijensi di SLB. Tantangan terbesar dalam hal ini ialah mendapatkan metode untuk anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu saya menuliskan bahwa membutuhkan waktu kurang-lebih satu bulan untuk melakukan assesmen dan eksplorasi metode intervensi yang akan digunakan. Setelah selesai membuat rencangan kegiatan kami diminta untuk merapihkannya dalam bentuk ketikan dan diemail. Tetapi sebelumnya hasil rancangan kegiatan kami difoto dan dikirim ke Bu Yanti. Setelah berbincang mengenai rancangan kegiatan kamipun pamit pulang setelah menunaikan sholat maghrib.

Pada dasarnya KerLip adalah lembaga yang sudah cukup lama berkutat dalam dunia pendidikan Indonesia dalam rangka ingin menciptakan kualitas pendidikan yang lebih baik. Dari pengamatan saya fokus KerLip sekarang ini masih terciptanya sekolah aman bencana demi terlindunginya anak-anak Indonesia dari segala macam bahaya. Selama satu minggu berada di KerLip saya belum terlalu memahami organisasi ini secara keseluruhan. Sehingga untuk minggu depan saya berharap dapat lebih mengenal lembaga ini lebih dalam lagi sehingga mendapat gambaran akan target sasaran dan rancangan intervensi yang akan saya buat.

Laporan Praktikum 2_Sitti Azizah Namirah

Praktikum 2
Laporan Mingguan
Ke 2


Nama : Siti Azizah Namirah
NPM : 1006694625
Nama Lembaga : Keluarga Peduli Pendidikan (KerLip)
Alamat Lembaga : Wisma Kodel, lantai 11, Kuningan, Jakarta Pusat.
Supervisor Sekolah : Bagus Aryo
Supervisor Lembaga :

Program Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial
FISIP UI
Depok, 2013


Praktikum minggu kedua berlangsung tidak berurutan karena saya izin di hari senin dan selasa tanggal 9-10 September 2013. Pada minggu kedua ini saya menghadiri diskusi panel, membuat rencana kerja, hingga mulai mencari target sasaran. Banyak pengalaman baru yang memang pertama kali baru saya alami dan hal ini membuat saya mengenal lebih banyak tentang lembaga kesejahteraan sosial baik nasional maipun internasional.

Rabu, 11 September 2013. Durasi Praktikum 8 Jam
Hari ini saya dan teman-teman mewakili KerLip untuk datang workshop mengenai penanggulangan bencan ditingkat lokal yang diselenggarakan oleh JICA (Japan International Cooperation Agency). Pagi ini saya tiba dikantor JICA pukul 09.15 yang berlokasi dibilangan Senayan tepatnya di Sentral Senayan 2. Saat baru datang kami diberikan seminar kit dan melakukan registrasi pendaftaran. Acara dimulai pada pukul 09.30 diawali dengan sambutan dari Bapak Aratsu dari JICA dan Bapak Sugeng dari Indonesia yang diwakili BNPB. Setelah sambutan dilanjutkan dengan sesi foto bersama dan perkenalan antar lembaga. Hal yang cukup mengejutkan saat menghadiri acara ini ialah karena setelah saya perhatikan acara ini adalah diskusi tertutup yang diadakan JICA dan tampaknya lembaga yang diundang adalah lembaga yang pernaha bekerja sama baik dengan JICA. Sebagian organisasi yang hadir adalah dari Jepang dan dari Indonesia seperti; Japan Foundation, FMWW, Enginers without Borders, Wasend, BDSG, dll.
Sekitar pukul 10 dimulai sekmen paparan mengenai pengenalan program tingkat lokal yang dilakukan Jepang di Indonesia. Dimulai dari Wasend-BDSG yang melakukan pertukan pelajar melalui DRR homestay. Terdapat 4 sub program utama yaitu mengajar disekolah, kunjungan ke lembaga terkait penanggulangan bencana, workshop, serta homestay disekitar rumah warga. Wasend sendiri adalah perkumpulan dari mahasiswa Universitas Waseda, Tokyo, Jepang. Sedangkan BDSG (Bandung Disasater Studies Group) adalah perkumpulan mahasiswa ITB. Kedatangan Wasend sendiri ke Indonesia ialah untuk melakukan program DRR didaerah Yogyakarta, dengan penyelenggaranya BDSG. Rencananya tahun depan BDSGlah yang akan mengunjungi Jepang dan penyelenggara programnya adalah Wasend.
Kedua adalah paparan dari Japan Foundation terkait program perjalanan ke Jepang untuk belajar lebih mengenai sistem penanggulangan bencana disana. Program ini berupa pertukaran pemuda dari 41 negara dan salah satunya ialah Indonesia. Untuk dapat mengikuti perjalanan ke Jepang ini sebelumnya terdapat seleksi yang terdiri dari seleksi dokumen dan presentasi. Selanjutnya akan diberi tim terbaik yang telah diberangkatkan ke Jepang awal tahun ini. Salah satunya adalah tim dari KORSA, Bandung yang kebetulan hadir juga pada hari ini. Paparan ini disampaikan oleh Goto Ai, wakil presiden Japan Foundation.
Ketiga adalahpaparan dari Junichi Hibino yang mewakili radio FMYY. Sejarah dari radio FMYY awalnya adalah radio komunitas yang dibentuk pasca gempa di Kobe, Jepang tahun 1995. Tujuan utama dari radio ini ialah manajemen bencana berbasis komunitas melalui radio. Alasan radio FMYY masuk ke Indonesia ialah karena Indonesia dan Jepang memiliki kesamaan dalam hal banyak terdapat radio komunitas dan memiliki banyak bencana alam, dan mereka berharap dengan bekerjasama dengan Indonesia mereka dapat belajar dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki masyarakat Indonesia. Hal-hal yang dilakukan di radio FMYY antara lain ialah promosi pendidikan kebencanaan, memantau aktivitas pemerintah dan LKS, mengabarkan kepada masyarakat terkait kegiatan mitigasi, gawatdarurat, hingga rehabilitasi dan rekonstruksi yang terjadi diwilayah mereka maupun wilayah lain. Sementara ini radio FMYY berada di Yogyakarta disekitar Gunung Merapi.
Keempat adalah paparan dari PT Hitachi yang disampaikan oleh Fanfani Urip. Awalnya saya kurang memahami paparan ini karena berkaitan dengan teknologi dan sistem kerja mesin. Inti yang disampaikan oleh Bapak Fanfani ini ialah lambatnya sistem respons bencana yang ada di Indonesia karena memutar dan hanya dapat dikendalikan oleh BNPB sedangkan saat bencana terjadi banyak hal yang bisa terjadi. Selain itu sistem pelaporan respons di Indonesia masih menggunakan teknologi berupa sms, email, sirine, dan broadcast TV. Pada prakteknya hal tersebut memakan waktu sekitar 30 menit atau lebih dan belum tentu menjangkau daerah yang akan terjadi bencana. Oleh karena itu Hitachi memiliki terobosan inovasi dimana hal tersebut dapat terhubung dengan cepat dan siapa saja bisa memberikan peringatan dini jika bencana akan terjadi. Dari yang saya tangkap alat bernama CMS ini seperti server yang saling terhubung mulai dari BNPB, Kominfo, BMVKG, stasiun televisi, hingga TOA masjid dilingkungan masyarakat. Dimana jika salah satu server menekan tombol atau BMVKG menangkap adanya bahaya maka secara otomatis sistem peringatan dini berbunyi di TOA masjid secara otomatis dengan rekaman yang disesuaikan serta memberitahu pihak-pihak terkait yang memiliki CMS. Perbedaannya adalah untuk melaporkan terkait perkembangan terbaru tidak perlu menghubung satu per satu lembaga tetapi cukup kirim melalui server dan akan terbagi keseluruh pihak terkait yang memiliki CMS, selain itu CMS juga akan otomatis akan memberikan peringatan melalui televisi. CMS sendiri menggunakan tenaga surya, dan sudah diujicobakan namun masih dalam proses kerjasama dengan pemerintah Indonesia.
Presentasi sesi 1 pun usai lalu dibuka sesi tanya jawab kepada para pemberi paparan. Mayoritas pertanyaan diberikan untuk PT Hitachi terkait bagaimana tata cara perawatan dan sudah sejauh mana hal tersebut diterapkan di Indonesia. Juga terdapat pertanyaa untuk FMYY terkait programnya selain radio.
Setelah sesi tanya jawab usai paparan kembali dilanjutkan oleh Awalludin perwakilan program kerja sama Palang Merah Jepang dan Palang Merah Indonesia, di Lebak, Banten. Tujuan dari program ini ialah untuk melakukan pemberdayaan komunitas untuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapi dampak dari bencana dan kesehatan. Sasaran dari program ini ialah memperkuat kapabilitas PMI ditingkat komunitas. Pada dasarnya seluruh program dilaksanakan oleh PMI, Palang Merah Jepang hanya bertindak sebagai donor. Tantangan terbesar menurut Bapak Awalludin ialah bagaimana setiap program yang dijalankan bisa berkelanjutan.
Paparan keenam disampaikan oleh Raka Suryandara selaku pelaksana program DRR di Way Ela dan Sarimau, Maluku. Program ini diselenggarakan atas kerjasama URDI (Urban and Regional Development Institute), Mercy Corps, JICA, dan kedutaan besar Jepang untuk Indonesia. Program ini berisi antara lain mengenai penelitian dan analisa kebijakan, pelatihan dan pengembangan kapasitas, serta publikasi dan komunikasi ke masyarakat. Tujuan utama dari program ini ialah mengurangi risiko masyarakat melalui peningkatan kapasitas. Terdapat 3 tahapan dari metode yang diterapkan dalam program. Pertama melalui asesmen kerentanan dan kapasitas secara partisipatif, merencanaka aksi, dan kemudian implementasi. Contoh kegiatan yang dilakukan antara lain ialah sosialisasi kepada stakeholder yang ada dimasyarakat, pelathan untuk pemangku kepentingan ditingkat masyarakat, selanjutnya membangun pusat informasi bencana. Prioritas dari program ini adalah bagaimana masyarakat dapat menyelamatkan dirinya saat bencana terjadi.
Paparan ketujuh disampaikan oleh Tandiono Chen perwakilan dari program pengembangan BNPB dan BPBD, hasil kerjasama dari JICA dan BNPB. Program ini berisi antara lain mengenai pendampingan dari JICA terkait pengembangan teknologi dan pengutamaan keaktivan BPBD, selanjutnya workshop yang diselenggarakan 1-2 kali setiap bulan, pelatihan di Indonesia maupun di Jepang. Hasil dari program ini ialah pertama format data bencana, manual penggunaan format data bencana, rekaman data bencana. Kedua peta bahaya dan risiko dari bencana alam, pelatihan dasar teknologi, pada sat pelatihan juga dibuat peta sejarah bencana, hingga akhirnya terdapat simulasi dan drilling berkala. Tantangan dalam program ini ialah sangat minimnya dana yang dimiliki oleh BPBD tigkat kita, lalu perwakilan yang dikirim untuk pelatihan seringkali berganti sehingga materi yang diberikan kurang berkesinambungan, selanjutnya terbatasnya sumber daya manusia di BPBD kota/kabupaten.
Paparan terakhir disampaikan oleh Ir. Bahagia dari Aceh terkait program kakak asuh antara Banda Aaceh dan Higashimatsushima. Program kakak asuh ini dimulai sejak tahun 2012, latar belakang program ini ialah karakteristik kota yang hampir sama terutama dalam hal bencana sehingga diharapkan kedua kota ini dapat saling belajar dari informasi dan pengalaman yang dimiliki. Kerja sama program ini antara lain berisi mengenai manajemen kota berkelanjutan khususnya dalam pengolahan limbah, manajemen bencana dalam persiapan bencana dan prosedur respons, bisnis komunitas dalam hal ini nelayan, membangun hubungan antara pemerintah dan partisipasi masyarakat. Terdapat 3 tempat yang menjadi objek utama di Aceh yaitu Desa Deah Baro, Desa Deah Glumpang, dan Desa Alue Deah Teungoh. Program ini direncanakan akan berlangsung hingga 2016. Selanjutnya dibuka sesi tanya jawab dan dilanjut dengan istirahat makan siang.
Usai makan siang dilanjutkan dengan diskusi panel yang dimodertaori oleh Risye Dwiyani dan terdiri dari beberapa panelis yaitu Furumoto Kazushi (kedutaan Jepang), Goto Araki Ai (Japan Foundation), Suzuki Tomoji (Engineers without Border), Junichi Hibino (FMYY), Sigit Padmono (BNPB), Saut Sagala (ITB), dan Henny Dwi Vidiarina (MPBI). Inti dari diskusi ini ialah membahas identifikasi tantangan dan penanaman nilai dari hubungan Jepang-Indonesia dalam kerjasma di level lokal manajemen bencana. Kedua apa yang bisa dicapai dari kerjasama internasional khususnya antara Jepang-Indonesia. Terakhir melangkah maju untuk dampak berkelanjutan yang lebih baik melalui ide-ide dan strategi. Setelah itu dibacakan mengenai tantangan dari program yang tadi disampaikan. Tantangan terbesar ialah terkait dana dan keberlanjutan program yang dijalankan. Inti dari diskusi panel ini ialah hal baik bisa dilakukan tanpa harus memiliki dana yang besar dan melakukan optimalisasi sumber daya yang ada. Selanjutnya pertemuan kali ini akan menjadi sebuah Platform yang diberi nama JIDMALL atas saran dari Suzuki Tomoji.
Selanjutnya penutupan oleh Hideki Katayama dari JICA dilanjutkan dengan saling berkenalan dan presentasi dari Wasend terkait materi yang akan disampaikan mereka di sekolah dasar di Yogya. Meteri ini berisi mengenai gejala tsunami dan apa yang harus dilakukan beserta praktik tsunami dengan alat bantu. Materi ini disampaikan dengan bahasa indonesia sehingga sering kali mengundang gelak tawa para partisipan yang hadir. Setelah itu kamipun berpamitan pulang.

Kamis, 12 September 2013. Durasi Praktikum 7 Jam
Hari ini saya pergi ke kantor untuk menyelesai rencana kerja dan kembali mepelajari mengenai organisasional KerLip. Pagi itu saya tiba pukul 09.30 dan pertama kali mengisi presensi diruangan. Setelah itu saya berbincang sebentar dengan Fida terkait progress kami masing-masing dan nampak banyak bahan mengenai seminar kemiskinan yang kemarin dihadiri oleh Aas lalu kamipun membaca sebentar. Setelah itu kami menuju ruangan lain untuk mengerjakan rencana kerja kami masing-masing karena sudah diminta.oleh pihak KerLip.
Rencana kerja saya berisi mengenai program sekolah aman untuk sekolah luar biasa. Rencana kerja tersebut antara lain berisi mengenai pembuatan rencana kontijensi, simulasi evakuasi terintegrasi, pengenalan tas aman bencana, serta workshop disabilitas dan bencana untuk orangtua siswa. Rencana kerja saya berbentuk tabel yang berisi mengenai kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, peniaian, alokasi waktu, dan sember bahan/alat. Format ini diadaptasi dari kurikulum sekolah hal ini dikarenakan target intervensinya adalah sekolah. Selain itu saya juga mengadaptasi dari rencana kerja yang dikirimkan oleh pihak KerLip. Setelah rencana kerja saya selesai lalu sayapun mengirimkannya melalui email untuk perbaikan. Lalu selang beberapa menit saya mendapatkan balasan dan perbaikan yang hars dilakukan, perbaikan antara lain berupa istila-istilah yang harus disesuaikan dengan standar BNPB. Hal itu membuat saya belajar lebih terkait manajemen penanggulangan bencana di Indonesia karena selama ini saya hanya membaca dari banyak bahan dan masih bingung jika harus melakukan implementasi. Dari sini juga saya mempelajari tingkatan manajemen penanggulan bencana, perbedaan rencana mitigasi, kontijensi dan evakuasi. Setelah perbaikan selesai sayapun mengirim kembali hasil perbaikan.
Setelah itu saya istirahat makan dan sholat pada pukul 13.30 hingga 14.30. Setelah itu saya membaca beberapa bahan yang ada diemail terkait progress sekolah aman dan penerapan madrasah percontohan di MAN Insan Cendikia. Setelah itu sayapun berpamitan pulang.

Senin, 16 September 2013. Durasi Praktikum 7 Jam
Hari ini saya tiba di kantor pukul 09.30, saya berencana untuk mencari sekolah sasaran untuk program sekolah aman dan follow up surat terkait audiensi dengan Dirjen Dikmen. KerLip sendiri sedang memiliki program SESSAMA/ Satu Jam Simulasi Evakuasi Serentak untuk Sekolah/Madrasah Aman untuk sekarang program ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu piloting di SMAN 8 Bandung dan SMAN 13 Jakarta serta Festival SESSAMA dalam rangka menyambut hari PRB yang jatuh pada tanggal 9 Oktober.

Saat saya tiba dengan Fida nampak Ka Wahyu yang sedang bekerja, lalu kamipun menyapa dan menegurnya. Setelah itu saya membuka laptop dan mulai mencari daftar SLB yang berada disekitar Jakarta. Dari hasil pencarian melalui mesin pencari saya memilih SLB negeri dan dari seluruh kontak yang saya coba hubungi hanya SLBN 5 yang merespon dan meminta saya untuk datang esok hari pukul 10.00. Sekolah lain yang merespon juga ada SLB-B Pangundiluhur namun belum terhubung langsung dengan Kepala Sekolah. Setelah itu saya kembali menekuni daftar sekolah serta menggali informasi lebih dalam mengenai disabilitas dan bencana. Lalu saya menelpon Dirjen Dikmen Kemendikbud untuk follow up surat terkait permohonan audiensi. Audiensi yang akan dilakukan bertujuan agar Kemendikbud melalui Dirjen Dikmen melakukan sosialisasi atau instruksi ke sekolah-sekolah mengenai SESSAMA dan ajakan untu memantau piloting SMALB KerLip di NTB saat penyelenggaraan hari PRB di Lombok. Saat telpon diangkat ternyata para pegawai administrasi kementerian belum hadir lalu saya kembali menelpon satu jam kemudian
dan baru mendapat kabar bahwa surat tersebut masih di Pak Dirjen dan belum ada keputusan. Setelah itu saya dan Fida istirahat siang untuk sholat dan makan.

Sekitar pukul 13.30 saya kembali masuk keruangan dan kembali mengerjakan persiapan piloting. Kali ini saya mencoba untuk mempelajari LIBRA (Lembar Inspirasi Bagi Ragam Anak), ini adalah salah satu alat KerLip dalam melakukan SESSAMA. Dalam lembar ini berisi mengenai analisa kerentanan, kapasitas, dan bahaya lalu pembuatan peta evakuasi hingga petunjuk evakuasi. Sayapun membaca dengan seksama namun belum paham secara menyeluruh karena belum pernah praktik. Selanjutnya sayapun mencari contoh-contoh rencana kontijensi ataupun video terkait evakuasi dan simulasi, mayoritas hasil pencarian mengenai gempa dan kebakaran.
Usai mencari video dan menyimpan beberapa saya menyetak LIBRA untuk dipelajari lantas pamit pulang oleh Ka Wahyu saat pukul 15.30.

Selasa, 17 September 2013. Durasi Praktikum 12 Jam
Hari ini saya pergi menuju ke SLBN 5 Jakarta yang berlokasi di Slipi, Jakarta Barat. Dengan sedikit tersasar pukul 10 kurang saya tiba dilokasi, ini kali pertama saya mengunjungi SLB dan halaman nampak ramai dan ternyata SLBN 5 ini dicampur dengan SDN Slipi. Saat memasuki sekolah saya langsung menuju ke ruang sekolah yang berada dipojok gedung. Saat mengetuk dan mengucapkan salam nampak kepala sekolah sudah menunggu kedatangan saya. Setelah itu kamipun berbincang terkait program sekolah aman yang akan diujicobakan untuk kelompok berkebutuhan khusus. SLBN 5 sendiri cukup memenuhi kriteria karena dari kelompok disabilitas A,B,C terdapat disini walau tidak banyak. Namum penyelenggaraan piloting terkendala karena sekolah akan direhab total bulan depan sehingga sulit untuk melakukan simulasi. Setelah itu sayapun berpamitan dan kepala sekolah berharap jika ada program setelah Januari mohon SLBN 5 dilibatkan.

Setelah itu saya pergi istirahat dan mencari makan siang sebelum pergi ke kantor Save the Childrens untuk belajar dari rapat kordinasi antar LKS . Saya tiba dikantor Save The Children dibilangan Ragunan pada pukul 15.00. Awalnya saya mengira kantor tersebut berada di graha STK sama dengan Mercy Corps tapi ternyata beberapa gedeung setelah Graha STK satu komplek dengan Child Fund dan Oxfam. Saat memasuki komplek lembaga internasional tersebut saya menukarkan KTP dengan tanda pengenal. Kemudia mencari dimana letak gedung Save the Children, setelah menemukan berada di gedung C sayapun masuk dan langsung menuju keatas. Saat masuk saya disambut oleh Mba Yuni salah satu staf kantor setelah menanyakan saya berasal darimana lalu beliau menunjukan ruangan diatas dimana sudah ada Fida, Diyni dan Bu Yanti. Namun karena ruangan terlalu kecil kamipun pindah diruangan tamu bawah. Setelah itu pertemuan dibuka oleh mba Yanti yang menyampaikan tujuan dikumpulkannya para LKS ini ialah terkait peran LKS yang bergerak dalam pendidikan dalam menyambut hari pengurangan risiko bencana yang jatuh pada tanggal 9 oktober. Lalu beliau menampilkan slide mengenai sekolah aman dan tata cara bagaimana jika ingin membuat pameran ataupun mengisi acara hari PRB yang akan diselenggarakan di Lombok. Setelah itu dilanjutkan dengan acara saling berdiskusi terkait siapa saja yang akan berangkat dan kegiatan apa yang akan dilakukan. Sejauh ini hanya Save The Children yang akan berangkat ke Lombok dan menawarkan diri jika ada lembaga yang ingin menitipkan untuk disampaikan disana. Setelah itu Bu Yanti menjabarkan terkait program YES for Safer School dan banya lembaga yang cukup tertarik, dan Bu Yanti mengajak lembaga-lembaga tersebut untuk melakukan SESSAMA di sekolah binaan masing-masing lembaga. Setelah diskusi acara ditutup dilanjutkan dengan saling berbincang sambil menikmati buah yang disediakan. Usai Bu Yanti berbincang kami pun berpamitan.

Setelah itu kami menuju ke Pasar Festival untuk bertemu dengan Vivi di Baso Karapitan, hal ini bertujuan untuk membahas rencana kerja kami selanjutnya. Sesampainya disana Bu Yanti meminta kami mengcopy petunjuk teknis bantuan pendidikan dari Kasubdit PPKLK, Kemendikbud. Lalu kami berbincang terkait struktur organisasi dan kelembagaan KerLip. KerLip dikepalai oleh Bu Yanti dan dibantu oleh beberapa stafnya. KerLip sendiri tidak memiliki donor yang pasti mayoritas disokong oleh anggota KerLip sendiri dan dari hasil kerjasama dengan lembaga lain. Pada dasarnya KerLip jarang memiliki program sendiri sesuai dengan prinsipnya sinkronisasi kebijakan dan pelembagaan. Sehingga seringkali KerLip masuk kedalam program Kementerian ataupun LKS lainnya. Hasil diskusi rapat kali ini ialah bahwa kami setuju untuk menjadikan SMAN 13 sebagai piloting di Jakarta dan sarana kami belajar lebih jauh. Setelah itu karena hari sudah malam kamipun berpamitan pulang.

Seminggu terakhir ini saya mendapatkan banyak sekali pelajaran dan informasi mengenai sistem kerja LKS di Indonesia. Saya juga merasakan tantangan menjadi seorang pekerja sosial yang bekerja di LKS. Harapannya semoga minggu depan saya dapat memahami lebih jauh mengenai sekolah aman dan mendapatkan tempat untuk melaksanakan program.

Laporan Praktikum ke 2_Fida

Praktikum II
Laporan Mingguan
Ke 1

Nama : Fida Iyun Fi’il Islamie
NPM : 1006694100
Nama Lembaga : Kerlip
Supervisor Sekolah : Bagus Aryo
Supervisor Lembaga : Nurasiah Jamil


Program Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Indonesia
Depok, 2013


A. Pendahuluan

Pada praktikum dua ini, praktikan mendapatkan kesempatan untuk berpraktikum di suatu lembaga yang concern di bidang pendidikan yaitu Kerlip. Pendidikan disini dikhususkan untuk menciptakan sekolah yang ramah anak. praktikum minggu pertama di mulai dengan mengikuti kegiatan Kerlip. Kegiatan tersebut adalah salah satu kegiatan bersama dengan beberapa NGO lain, yang di prakarsai oleh UN dalam memperingati hari kemanusiaan sedunia. Bertepat pada hari minggu, 1 September di Bundaharan HI. Selain itu di minggu pertama pula praktikan membicaran serta membuat workplan hingga masa praktikum berakhir. Berikut di bawah ini jadwal praktikan selama seminggu pertama praktikum:
Waktu Durasi Lokasi Inti Kegiatan
Minggu, 1 Oktober 2013 4 jam Bundaran HI Terlibat kegiatan lembaga bersama UNOCHA
Selasa, 4 September 2013 4 jam Wisma Kodel Pemahaman lembaga
Jumat, 7 September 2013 4 jam Wisma Kodel Bertemu dengan pimpinan lembaga, membahas timeline praktikum
Selasa, 11 September 2013 7 jam Central Senayan II Workshop mengenai level local managemen for disaster management yang diadakan oleh Japan International Coorporation Agency


B. Isi Laporan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, hari pertama praktikum, praktikan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti event bersama dengan NGO lain yang diprakarsai UN-OCHA (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs). Rangkaian kegiatannya adalah mensosialisasikan hari kemanusiaan sedunia dan mensosialisasikan kampanye mereka mengenai “the world need more…” atau tagline yang menghimpun suara bahwa dunia itu lebih membutuhkan hal apa, keadilan kah, perdamaian dll.

Dari event tersebut dapat diketahui bahwa bagaimana posisi Kerlip sebagai salah satu NGO yang cukup diperhitungkan diantara berbagai NGO di Indonesia. event tersebut tentunya dihadiri oleh berbagai NGO lainnya. Acara tersebut diselenggarakan dari pukul 7.00 WIB sampai 10.00 WIB. Dalam kesempatan itu, praktikan juga bertemu dengan beberapa volunteer Kerlip yaitu Aas dan Andi. Umur kami tidak terpaut jauh sekitar satu atau dua tahun lebih tua, akan tetapi mereka sudah memiliki banyak pengalaman di bidang pendidikan kebencanaan dan program community development di berbagai daerah.

Hari kedua praktikum, praktikan berencana akan menemui Fitri (salah satu staff dari Kerlip) di wisma Kodel. Fitri kala itu diberikan wewenang oleh bu Yanti selaku salah satu staff Kerlip yang berpengalaman untuk menjelaskan profik kerlip. Beberapa informasi yang kami dapat adalah;

Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan (KerLiP) dibentuk pada tanggal Dua puluh Lima Desember, tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan, di Bandung, Jawa Barat dan DKI Jakarta, berbadan hukum pada tanggal dua belas April tahun dua ribu empat,dihadapan Notaris Dr. Wiratni Ahmadi, SH, dengan nomor 7 dan nomor 12 dengan nama Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan dengan singkatan KerLiP.

Seiring dengan berkembangnya kemitraan dengan keluarga dan komunitas di daerah bencana pasca tsunami Aceh, KerLiP mengembangkan model pendidikan Lingkungan Hidup dan Bencana. Hal ini merupakan tindakan dalam menyikapi kondisi ekploitasi lingkungan hidup yang semakin masif dan bencana yang menelan korban terutama pada usia anak di seluruh Indonesia serta peran penting pendidikan dalam peningkatan kemampuan masyarakat termasuk perempuan dan anak dalam upaya pengurangan risiko bencana.

Hari Ketiga praktikum, praktikan bertemu dengan pimpinan lembaga yaitu ibu Yanti. Ini merupakan pertemuan praktikan yang pertama dengan beliau. Setelah cukup lama menjelaskan secara lengkap sepak terjang KerLiP di dunia pendidikan yang ramah anak, beliau meminta kami untuk membuat workplan. Awalnya praktikan bingung, karena ternyata ibu Yanti ini memiliki tipe bekerja yang sangat cepat dan dinamis. KerLiP memang sedang gencar-gencarnya menggalakan program sekolah aman bencana, sehingga sejak awal kedua praktikan yang lain telah memutuskan untuk masuk ke proyek KerLiP mengenai pendidikan kebencanaan. Akhirnya praktikan meminta waktu untuk berpikir dan menelaah data-data lembaga yang diberikan sebelumnya. Dibawah ini merupakan workplan yang praktikan buat.

Hari keempat praktikan menghadiri workshop yang diadakan oleh Japan International Coorporation Agency di Central Senayan II. Acara tersebut berlangsung dari pukul Sembilan hingga tiga sore. Banyak sekali ilmu yang praktikan dapat dari sana mengenai local level disaster management and education. Dimana menghadirkan banyak sekali pembicara serta panelist dari pihak pemerintah yang diwakili oleh BNPB, GO yaitu PMI, NGO seperti komunitas BDSG, WASEND, FM Wai Wai, Japan Foundation, JICA itu sendiri, dan pihak privat seperti Hitachi. Semua pihak tersebut melakukan presentasi mengenai apa saja yang sudah mereka lakukan dalam melakukan mitigasi. Mulai yang bersifat structural dan non structural. Wasend yang bekerja sama dengan BDSG mempresentasikan program homestay mereka di jepang dan di Indonesia. dimana dikedua Negara tersebut team yang masuk ke terlibat ke dalam exchange harus mengukur kerentanan dan kapasitas di daerah mereka homestay. Selain itu, Wasend sendiri disamping melakukan observasi juga beberapa kali melakukan sosialisasi dan pendidikan kebencanaan kepada anak SD. Metode yang mereka gunakan sangat menarik dengan memakai bahasa Indonesia dan alat peraga yang lengkap.

FM Wai Wai atau radio asal jepang mempresentasikan mengenai program mereka, yang bekerja sama dengan radio lokal untuk menyiarkan informasi mengenai kebencanaan. Japan Foundation menjelaskan program mereka mengenai Kizuna Project. Kizuna Project menghimpun ide pemuda-pemuda yang ada di Indonesia melalui komoetisi DRR. Pemenangnya akan mendapatkan hadiah berupa homestay di Jepang dan mendapatkan kesempatan untuk mempelajari cara jepang melakukan mitigasi bencana. JICA yang bekerja sama dengan masyarakat Maluku juga melakukan penelitian di sekitaran bendungan Way Ela selama sepuluh tahun terakhir dan dinilai berhasil dalam melakukan DRR kepada masyarakat sekitar sehingga pada kejadian jebolnya tanggul tersebut, hanya memakan korban satu dua orang. Selanjutnya ada juga presentasi di pihak private dalam hal ini Hitachi. Hitachi memperkenalkan sistem peringatan dini bencana mereka yang selanjutkan akan digunakan oleh Negara untuk mengembangkan sistem yang sebelumnya. Acara ditutup dengan diskusi Panel yang melahirkan JID Mall atau platform bersama beserta kesepakatan akan singkronisasi program dan berkomitmen untuk terus melaksanakan program DRR bersama serta menjadwalkan pertemuan selanjutnya. Poin diskusi pada saat itu adalah;
1. Mengidentifikasikan hambatan dan nilai-nilai yang ada di Indonesia dan jepang dalam melakukan DRR
2. Membahas kooperasi secara internasional mengenai DRR
3. Mengembangkan ide dan strategi DRR.


C. Penutup
Pada minggu pertama kegiatan yang dilakukan praktikan masih condong ke pengenalan lembaga termasuk kegiatannya. Kendala yang praktikan rasakan adalah mengenai workplan dan apa yang akan nanti praktikan implementasikan, karena berdasarkan hasil observasi, KerLiP akan sangat excited apabila kita concern di bidang pendidikan edukasi kesiapsiagaan. Dan itu bukan workplan praktikan.