Selasa, 01 April 2014

Belajar Bersama Mewujudkan Sekolah Ramah Anak di SMAN 20 Bandung

Pagi sekali Ien sudah tiba di Kanayakan. Kesempatan bagi kami untuk takziah sebelum berangkat ke SMAN 20 Bandung. Semalam neneknya Teh Imas, asisten di rumah, wafat. Kami berdua menyusuri jalan curam setapak di Dago Giri setelah memarkirkan motor.

Hari ini pelembagaan GSB MeSRA di SMAN 20 Bandung mulai dilaksanakan. Saya, dibonceng ananda Zakky mengikuti Ien yang membonceng Iwang dan membawa beberapa materi KIE yang diperlukan. Seingat saya SMA ini pernah di Belitung dan kemudian pindah ke Citarum. Sekolahnya hijau dan resik. Saat tiba disana, terlihat petugas kebersihan tengah menyapu halaman. Saya langsung mengabadikan beberapahal menarik di halaman depan SMAN 20.

Di Pendopo sudah ada Arlian ditemani Iwang dan Ien. Kami briefing sebentar untuk mempersiapan acara bersama guru-guru d SMAN 20 Bandung. Anak-anak perwakilan dari beberapa ekstrakurikuler mulai berdatangan. Sekat ruang kelas disamping pendopo sudah dibuka. Iqbal dari OSIS SMAN 20 membantu kami untukmemastikan LCD dapat dgunakan. Tentunya dengan arahan salah seorang guru.

Permainan pohon, semak, ditebang dan reboisasi yang saya adopsi dalam pertemuan yang dilaksanakan Plan Indonesia beberapa waktu lalu digunakan sebagai media perkenalan secara individual. Setiap anak yang terakhir pindah atau keliru mendengarkan instruksi diminta untuk memperkenalkan diri sebelum memberikan instruksi pada seluruh peserta. Suasana belajar pun terbangun lebih cair karena, anak-anak terlibat aktif didalam permainan sederhana ini.




Penampilan setiap komunitas ekstrakurikuler akhirnya dipilih untuk menggantikan mading aktivitas yang disampaikan dalam kerangka acuan kegiatan. Semangat guru-guru pendamping dan anak-anak dalam mengikuti pertemuan perdana pelembagaan Gerakan Siswa Bersatu (GSB) Mewujudkan Sekolah Ramah Anak (MeSRA) menumbuhkan harapan akan tumbuhnya generasi penerus bangsa yang memahami prinsip-prinsip hak anak. Kegiatan dibuka oleh Ibu Euis dengan ucapan syukur atas kerjasama awal yang terwujud diantara SMAN 20 bandung dan Perkumpulan KerLiP melalui Green SMile Inc.

Alhamdulillah dukungan humas dan logistik dari Teh Iwang sangat membantu kelancaran persiapan dan pelaksanaan Semiloka Pelembagaan GSB MeSRA ini. Karton parking lot keingananku, kebutuhanku, aku tahu dan aku ingin tahu siap diisi peserta saat rehat sejenak. Arlian pun beberapa kali diminta menyampaikan praktik baik yang dilakukan di SMPN 11 dan dilanjutkan di SMAN 8.



Pemetaan kerentanan dan kapasitas setiap komunitas ekstra kurikuler dilaksanakan secara tertulis dilanjutkan dengan Cara Asyik Cari Tahu praktik-praktik baik Mewujudkan SRA di SMAN 20 dan masalah prioritas untuk bahan joint proposal dalam upaya pelembagaan GSB MeSRA di SMAN 20 Bandung. Terpilih Bintang, Rara, Elais dan Refina yang menyatakan mampu berbahasa Inggris sebagai tim penyusun proposal bersama Green SMile Inc. KerLiP. Sebagai sumber inspirasi lainnya, Teh Iwang juga membagikan lembar penawaran kerjasama Youth Ecosocpreneur Internship yang disiapkan Zakky sebagai manajer SAnDi KerLiP. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan secara bergantian.

Menarik menyimak praktik-praktik baik peserta didik SMAN 20 Bandung yang sudah terbiasa membawa bekal makan siang dan minum dari rumah serta sedang bersegera meraih predikat Adiwiyata Mandiri. Apalagi kata Mandiri ini dikaitkan dengan peran serta peserta didik sebagai tutor sebaya ke sekolah-sekolah sekitar untuk menumbuhkembangkan gaya hidup peduli dan berbudaya lingkungan hidup.



Paparan praktik baik dari Bu Nia Kurniati tentang peran pendidik dalam upaya pelembagaan GSB MeSRA yang didahului dnegan tayangan Kick Andi tentang kiprah "Ratu Sampah" Amilia Agustin menambah semarak lembar inspirasi bagi ragam anak (LIBRA) dalam pelembagaan GSB MeSRA di SMAN 20 Bandung. Prinsip-prinsip hak anak yang disajikan bu Nia dilengkapi dengan penguatan oleh pendidik yang memerdekakan anak melahirkan para juara sejati seperti Ami, Arlian, Devita, Diandra, Ria, Dzikrifa, Daulika, Arif, Eno, Ocha dan GSB MeSRA di SMPN 11 Bandung. Meski bu Nia menyampaikan bahwa saat ini sedang "tiarap", namun praktik baik di SMPN 11 Bandung pada periode Kepala Sekolah Pak Asep membuahkan hasil yang luar biasa. SMPN 11 Bandung meraih predikat Sekolah Sehat, Bandung Green School, Sekolah Aman, Sekolah Adiwiyata dan Sekolah Ramah Anak.

Beberapa tayangan foto kegiatan adiwiyata di SMPN 7 dan SMPN 2 Bandung yang disajikan dari bahan presentasi Pak Nandi, Kepala Sekolah kedua SMPN tersebut, menambah LIBRA kali ini. Penuh harap para perwakilan dari ekstrakurikuler ini terinspirasi menjadi pembaharu-pembaharu muda lainnya dengan tekad kuat untuk memulai dengan evaluasi diri MeSRA dengan kategori warna.

Alhamdulillah

Tidak ada komentar: