MENEMUKAN BERLIAN TERINDAH DARI TANAH KARO
(“ ….Menjadi orangtua….tidak hanya sekedar takdir,
namun seperti hadirnya sebuah kesempatan
untuk membuktikan peranan kita di muka Bumi,
meneruskan rencana Ilahi, mewarnai anak-anak dengan cinta.
Lalu, biarkan siklus berputar sampai jaman ditamatkan”. )
Dan….saya telah memilih,
bukan hanya sebagai guru tetapi menjadi orangtua di sekolah….
Ini adalah perjalan saya yang kedua kalinya, mengunjungi Kabanjahe untuk bertemu dengan penyitas anak di Sekolah darurat SKB pasca erupsi gunung Sinabung. Tentu bukan karena kebetulan saya ada disana tetapi karena sudah digariskan olehNYA, bahwa saya akan bertemu kembali dengan mereka dan meyakinkan semua pihak, betapa luar biasa hebatnya mereka.
Petualangan yang menakjubkan, itulah tepatnya. Saya yang hanya sebagai guru biasa ternyata telah mendapat kesempatan luar bisa dan terindah dalam hidup melewati 6 hari terbaik dengan orang-orang istimewa. Bersama dengan tim KerLiP, ditemani Amilia Agustin, Teh Aas, kak Wanti, Kak Artha, bang Dedi, dan bang Abdi bersama-sama dan akan bekerja sama mendampingi para berlian Tanah Karo.
Tanah Karo, Kabanjahe, dan gunung Sinabung membuat saya penasaran, terutama setelah saya bertemu dengan 18 anak hebat yang tergabung dalam Agent Mesra. Tantangan demi tantangan kami lewati bersama dan diluar ekspektasi saya, mereka menjadi sangat mengagumkan. Pada pertemuan pertama, mereka sudah mencuri hati saya. Dengan suara yang lantang, mereka menyampaikan pendapatnya tentang harapannya untuk Indonesia yang mereka banggakan, tidak satupun dari mereka yang mementingkan dirinya sendiri.
Lalu….setelah 2 minggu berlalu, kekaguman itu menjadi semakin besar saat mereka berproses bersama dalam pembuatan Book of Me dan Mandala Diri. Proses tersebut semakin menguatkan mereka dalam penemuan ide sosial. Didampingi Amilia Agustin yang selalu memukau, mereka menentukan pilihan, tentu saja dengan kesepakatan yang mengagumkan. Dan terpilihlah 3 jenis kegiatan apa yang akan dilakukan.
Saya menemukan cara membangun kesepakatan yang unik dan pola pendampingan yang ideal melalui tutor sebaya. Cara yang dilakukan adalah melalui belanja program dan penandatangan kesepakatan saham, telah mengajarkan mereka untuk menyepakati komitmen yang telah dirancang bersama. Ada 3 kelompok dengan ide sosial yang mengagumkan yaitu
1. Gerakan anti korupsi dan pengembangan pendidikan bertani melalui pendidikan formal dan seni.
2. Gerakan travelling dan pelestarian budaya melalui masakan tradisional yang disajikan dengan cara internasional, serta pelestarian lingkungan melalui gerakan cinta flora dan fauna.
3. Gerakan seni dan budaya tradisonal melalui cipta lagu dan alat musik yang dikemas secara digital dan diajarkan melalui pendidikan formal.
Saya jadi yakin, bahwa dunia pendidikan adalah dunia yang dinamis dan butuh update hal-hal yang baru secara terus menerus. Melalui Agent Mesra inilah, semuanya akan terwujud. Seperti kata Munif Chatib dalam buku Orangtuanya Manusia, “…Setiap anak yang dilahirkan mempunyai fitrah ilahiah, yaitu kekuatan untuk mendekati Tuhan dan cenderung berperilaku baik. Ibarat bangunan, fitrah adalah fondasi sehingga bangunan (manusia) yang berdiri di atasnya mestinya adalah bangunan kebaikan dan jika terjadi sebaliknya, pasti ada faktor penyebabnya”.
Dimana peran saya dan anda sekalian?
Sebagai orang dewasa-saya memilih, bukan hanya sebagai guru tetapi menjadi orangtua di sekolah, menjalani takdir yang telah mendapat kesempatan mendampinginya, meneruskan rencana Ilahi, mewarnai prosesnya dengan cinta, lalu….biarkan siklus berputar sampai akhir jaman. Bagaimana dengan anda?
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar