18 Mei tiba dari Lampung, langsung kordinasi dengan Zamzam, Ova, Izoel dan Dede untuk tuntaskan bahan presentasi di Darul Hikam. Bu Juju kenalan ngobrol di Baraya 13 Mei lalu sudah tiba di Kanayakan sebelum kami pergi. Pengalamannya 10 tahun membesarkan anak-anak di USA menjadi bahan obrolan yang menarik bagi Izoel dkk. Apalagi ketika Bu Juju bercerita tentang hambatan yang dialami anak-anaknya setiba di tanah air tahun lalu.
Menurut bu Juju, ada banyak keluarga yang mengalami hal serupa. Lebih berat lagi ketika memindahkan anak yang menderita autis ke sekolah inklusi. Sebut saja Nanda yg sudah lulus grade 6 di USA dan terpaksa masuk kelas 5 di sebuah SDN terkemuka di kota Bandung. Kebutuhan khusus Nanda sebagai penyandang autis, membuatnya tak dapat melanjutkan ke kelas 6 di SD tersebut.
Alhamdulillah ada sebuah rintisan sekolah autis di kota Bandung dengan biaya terjangkau.
Nampaknya di negeri ini. Hak anak2 berkebutuhan khusus untuk menikmati pendidikan berkualitas masih diabaikan.
Anehnya kakaknya Nanda yg lulus dengan nilai A plus di USA juga mengalami hal yang tidak nyaman. Pertama masalah penyetaraan ijazah yang tak kunjung usai setelah 1 tahun. Kedua, ketidakmampuan kakaknya Nanda dalam berbahasa Indonesia menyebabkan ia kekurangan nilai ujian masuk sekolah negeri favorit di kota Bandung.
Bersyukurlah keluarga Nanda, terutama kakaknya yang menemukan SMAN2 Bandung yang menyediakan proses seleksi sesuai dengan kompetensi yang sudah diraih anak sebelumnya.
Dan ia pun kini menikmati layanan pendidikan di SMAN2, sekolah yang mendapatkan predikat SMA sehat di Jabar tahun 2011.
18 Mei setibanya di Darul Hikam.
Pak Sodik, Direktur Perguruan Darul Hikam bersama seluruh staf dan pimpinan lembaga yang berada dlm naungan Yayasan Darul Hikam. Alhamdulillah, sungguh membanggakan ketika saya diperkenalkan khusus sebagai aktivis yang memiliki kemampuan untuk membangun network ke K/L dan pemerintah daerah dengan tetap menjaga integritas sebagai pegiat hak atas hidup bermartabat terutama hak atas pendidikan dan perlindungan anak. Terlebih lagi ketika di hadapan saya, hadir guru pertama dan utama yang dulu mendidik saya di SD dan kini menjadi Kepala SD Darul Hikam.
Ibu Mintarmah diminta khusus untuk menyampaikan kata penutup setelah obrolan seputar parenting, PAUD, PKSA, dan Sekolah Aman selesai.
Ova, Dede dan Bu Juju hadir menemani saya dalam pertemuan tersebut. Penguatan sinergi antar lembaga dibawah Yayasan Darul Hikam menjadi pintu masuk dalam inisiasi kerjasama antara KerLiP dengan Darul Hikam.
Pak Jaja dan Pak Sodik menjadi focal point dan menyediakan ruang khusus bagi upaya kerjasana ini agar segera memberi manfaat kedalam dan syiar keluar.
Ova langsung menyambut gagasan ini dengan menjangkau para relawan yang sudah didorong oleh Izoel, Zamzam dan Joko.
Besar harapan sinergi ini dapat memperkuat kerjasam SMile deng Cequ dan PAUD HI Rumah KerLiP dg LP3KS dan majlis taklim. Untuk fundraising, Lawazis Darul Hikam siap menggiatkan model2 alternatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar