Senang dan bangga mendengar info dari Pak Dar, pendamping GSB Gunung Agung bahwa BPBD Lampung Timur sudah mengirim zona yang khusus bertanggung jawab dan telah menyusun rencana rekonstruksi akibat banjir di wilayah tersebut.
Kabarnya setiap zona menangani 6 kecamatan. Harapan Pak Dar, rencana pembangunan melibatkan anak-anak dalam penyusunannya.
Dalam pertemuan tanggal 17 Mei lalu, Pak Badri berkali-kali menegaskanb tentang pentingnya mengusung upaya PRB dalam tanggap darurat dalam Musrenbangdes Desember yad agar ada alokasi anggaran yang memadai dan peduli anak setidaknya pada tahun 2013 nanti.
Beliau juga bersungguh-sunggu menyampaikan rencana pembentukan Forum Penanggulangan Bencana di Kab Lampung Timur dimana GSB tergabung didalamnya.
Pernyataan ini melengkapi sambutan dari Kepala Desa Gunung Agung dan Sekmat Sekampung Udik dalam pembukaan cross learning PRB menuju tanggap darurat antara GSB Gunung Agung, Sindang Anom, Donomulyo, guru, pendidik, pamong desa, KBA Lampung dan penulisan rencana kontingensi.
Narasumber menguatkan pernyataan Pakj Badri dengan menunjukkan pasal dalam UU no 24 tahun 2007 tentang kewajiban pemerintah daerah dan peran serta masyarakat serta pentingnya upaya PRB dalam pembangunan berkelanjutan.
Paparan oleh GSB mengenai proses belajar bersama melengkapi peta sekolah menjadi peta risiko bencana sebagai hasil kegiatan pemetaan wilayah dan aktor langsung di desa masing-masing diawali oleh Gunung Agung, lalu Donomulyo dan Sindang Anom.
Pendidik Nonformal dan Kepala Desa dr Gunung Agung dimita untuk mengomentari hasil belajar GSB Gunung Agung.
Harapan bahwa proses belajar ini segera ditindaklanjuti menjadi rencana aksi nyata disambut gembira oleh anak-anak Lampung nan ceria ini.
Sambutan antusias Pak Badri yang mendorong narasumber utk menyertakan Kaur pembangunan Donomulyo dan pendidik paud Sindang Anom sempat membuat narasumber khilaf dan diingatkan Pak Agus untuk tidak membuat forum dalam forum. Pada saat itu GSB Donomulyo sedang menyampaikan hasil belajarnya.
Narasumber menyampaikan permohonan maaf atas kekhilafan tersebut dan kembali meneruskan proses belajar bersama.
Setelah rehat makan siang, Pak Badri diminta untuk mengkaji setiap peta risiko bencana yang disusun anak-anak GSB bersama fasilitator di lapangan dan rencana pembangunan terkait rekonstruksi yang diperlukan paska banjir di Menanga dan pengerukan serta perbaikan jalan di Donomulyo. Kekeringan yang merata terjadi di Sindang Anom sempat dibantah oleh Kaur pembangunan. Menurut beliau banjir dan kekeringan ini akibat pembangunan tanggul penahan banjir yang belum rampung.
Pak Badri sangat berpengalaman ketika menjelaskan fungsi tanggul penahan banjir dan pentingnya penghijauan serta pelestarian alam dalam upaya PRB.
Paparan mengenai banjir di perkotaan segera ditunjukkan narasumber untuk melengkapi penjelasan Pak Badri.
Diharapkan pokja GSB Sindang Anom bersama-sama kader posyandu menunjukkan manfaat belajar bersama dlm upaya PRB dan menyusun proposal dan atau mengusulkan pengadaan sumur bor tambahan dalam musrenbangdes untuk menambah sumur bor yang sudah dibangun KBA Lampung.
Tanggul yang jebol di Menanga menurut Kepala Desa Gunung Agung sudah diajukan bahkan disurvey tim terkait untuk pemulihannya.
Pengerukan sungai di Wai Areng Donomulyo sepanjang 7km masih dalam tahap pengajuan. Sedangkan perbaikan jalan yang sangat strategis di Wai Areng dalam proses.
Sunggu membahagiakan melihat semangat anak-anak GSB dalam dampingan Pak Dar, Pak Agus, Pak Sukidi, Pak Dedi dan Pak Tukiran mencoba memahami format rencana kontingensi dan mengisi setiap halaman dalam format tersebut secara perlahan namun pasti.
Sayang sekali GSB Sindang Anom masih diisi anak-anak yang datang bergantian sehingga masih cukup kesulitan untuk memahami rencana kontingensi tersebut.
Inisiatif Ferinda dari Donomulyo untuk memfasilitasi GSB Sindang Anom dalam penulisan Rencana kontingensi patut diacungkan jempol.
Dan GSB Donomulyo pula yang menyepakati 10 rencana tindak lanjut yang luar biasa. Mulai dari penuntasan penulisan Rencana Kontingensi sampai advokasi anggaran PRB yg peduli anak.
Dalam perjalanan pulang, GSB Gunung Agung pun berhasil menyusun RTL dan mengirimkannya melalui email.
Disepakati untuk kembali membawa ahli penilai struktur bangunan pada tanggal 5 Juni ke Donomulyo untuk mengintegrasikan penilaian kerentanan sekolah kedalam Rencana Sekolah Ramah Anak di SD yg dijadikan model di Lampung Timur.
KBA Lampung juga menyampaikan adanya dukungan dana untuk pemodelan Sekolah Ramah Anak di desa Gunung Agung dan Sindang Anom dan disambut antusias oleh para pendidik dan pamong desa yang hadir.
Lampung Timur 17 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar