Jumat, 01 April 2011

Menjelang tidur

Aku baru saja sampai dari perjalanan rutin silaturahmi dengan para pelaku penanggulangan bencana di Jakarta dan melahap masakan Teh Dewi tanpa menanggalkan baju yang sudah bermandikan peluh. Zakky langsung melahap nasi ayam goreng kesukaannya sambil duduk didepan internet. Dia juga baru tiba di rumah. Seragam yang dipakainya basah kehujanan. Di kursi rotan Icha asyik melahap martabak keju pesanannya. "Aa Zakky, pinjam dulu notebooknya ya, ibu harus kirim undangan ke KPB nih!" seruku sambil menghampiri Zakky. "Kalau ibu yang minta, pasti harus langsung dipenuhi dech!" seru Icha.

Rumah masih ramai dengan ketiga relawan tangguh yang tak kenal lelah tumbuh bersama menemukan pola gerakan KerLiP sambil menjalankan aktivitas rutin kita.
"Wah Bu, ternyata nilai ulangan logika matematika Aa dibawah KKM!" Zakky memulai obrolan setelah mengganti bajunya. "Tumben nih! Pasti teman-temanmu bersorak kegirangan ya Zak! Akhirnya ada juga yang ngga bisa diatasi Zakky!" seru Ova sambil menuntaskan sitrep bencana di Cihaurbeuti.Ijul masih berkutat dengan notulen audiensi Lingkar perlindungan Anak dengan DPRD Kota Bandung. "Bu Masnun itu jabatan di dinsosnya apa Bu?" tanya Izoel. "Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Zoel," jawabku. "Nama lengkapnya siapa ya Bu? "tanya Izoel lagi. "Sebentar kita cari di google ya,"jawabku. "Bu, aa diperhatikan dulu dong!" seru Icha mengingatkanku. "Iya nih, logika matematika ternyata harus dipelajari khusus ya Bu!" kata Zakky setelah kembali duduk didekatku. "Sebenarnya sih kalau untuk aa tinggal perbanyak latihan dan telaten mencerna masalah yang ditanyakan,"jawabku. "Biasanya soalnya problem solving ya?"ujarku sambil menatap matanya. Zakky terlihat senang menyimak kata-kataku. "Hanya Insani yang mendapatkan nilai bagus. Teman-teman yang sudah ulangan logika jadi down karena semua anak yang masuk olimpiade matematika nilainya dibawah KKM. Tapi nilai aa bertambah 10 point karena termasuk dua orang yang pertama menyelesasikan 20 soal bonus dan berhak memilih tambahan 10 point untuk nilai ulangan tertentu." Zakky menjelaskan panjang lebar sambiil berjalan menuju komputer rumah. seperti biasanya, dia kembali asyik dengan facebook, twitter dan yahoo messenger. Masih dengan teman-teman sekelas.

"Kayaknya asyik tuh Bu mulai menuliskan obrolan sebelum tidur dengan anak-anak" kata Zamzam. "Kan udah mulai ditulis di status Zamzam, Bu" imbuh Ova. Aku baru saja keluar dari kamar sambil membawa baju kotor ke dapur. "Kalau sama ibu sih pasti jadi tulisan menarik seperti biasanya."kata Ova. Kulihat Icha mulai memainkan Ameba di facebook. "Asyik lho Bu membaca chatting Icha di Ameba. Bahasa inggrisnya sudah lancar!" seru Ova lagi. "I don't know why I can chat in english directly, Mom" imbuh Icha tanpa melepaskan matanya dari notebook. "How many times do you play that game, sweety?" tanyaku. "Itu yang disebut otomatis belajar bahasa ya Zam," kataku sambil menatap Zamzam yang tengah melahap sayur di atas meja. "Alhamdulillah time4learning dan kursus english menambah kompetensi bahasa Icha, meski sebenarnya keberanian Icha menggunakannya secara langsung yang mempercepat peningkatan kompetensi ini. Apalagi di time4learning ada pokok-pokok bahasan yang cukup menarik dengan tingkat kesulitan tertentu,"jelasku lagi.

"I play ameba once each day, Mom,I want to get ameba gold," kata Icha. "What kind a seri Nokia did you use, Mom?" tanya Icha. "8250, I think" jawabku.
Obrolan dalam bahasa inggris ini terus berlanjut. Zamzam berkali-kali mengabadikan momen-momen saat Icha menunjukkan cara mendapatkan beberapa jenis uang di Ameba dalam bahasa inggris. Matanya terlihat berbinar-binar ketika menunjukkan ruang yang dibangunnya. "I had many friends room there," ujar Icha sambil menunjukkan teman-teman online nya. "Roommates," kata Zamzam. "No, room mates are two people who live in same room," jelas Icha.

"Can we continue chat in english untill tomorrow, Mom?" tanya Icha ketika kami berdua sudah berada di tempat tidur. "Can we?" tanya lagi melihat aku asyik membaca buku Muhammad karya Martin Ling. "Yes, we can sweety," jawabku sambil mengucek-ucek rambutnya.

Icha makin antusias menceritakan tingkah teman-teman lesnya. Dia terpingkal-pingkal mengulangkata tooth brush yang aku ucapkan saat memintanya untuk gosok gigi sebelum tidur. Entah berapa lama dia melakukannya saat aku terlelap disampingnya.