Sabtu, 25 Juni 2011

KUMPULAN CERITA IBU-IBU DI BOJONG ASIH (BAGIAN 2)

Cerita Bu Pupung (24 tahun):

Semenjak saya tau bahwa saya hamil, saya mulai menjaga makanan yang saya makan, asupan minum obat juga agak dijaga/tidak sembarang minum obat, selainobat yang dikasi bidan. Tapi ketika bulan ramadhan saya bisa berpuasa penuh 1 bulan walau pada waktu itu saya pernah sakit batuk. Terus suka mendengarkan kaset ngaji, mendengarkan musik klasik, membaca buku/majalah tentang kehamilan. Pas usia kandungan 4 bulan mulai merasakan detak jantung si bayi, terus saya mula sering ngajak bicara, terus usia 5 bulan mulai merasakan gerakan-gerakan. Setelah Rausan lahir awalnya saya agak kikuk waktu mengurusnya tapi sekarang sudah tidak, dan suka ngajak ngobrol, menimang, dll.


Cerita Bu Hani (26 tahun):

Saya yang semula kurang suka bicara, sejak usia Reina sudah menginjak bulan dan bisa merespon, saya jadi lebih banyak bicara karena pengalamanku belum terlalu banyak dan rasa takut kenapa-kenapa, jadi saya nggk suka menitipkan Reina ke orang lain kecuali bapaknya, neneknya. Reina lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kamar. Karena lebih banyak menghabiskan waktu bersama jadi lebih tahu kebiasaan kapan waktu Reina mau buang air besar, padahal waktu itu usianya baru menginjak 5 bulan. Dan karena lebih sering diberi pengertian tentang sesuatu hal yang baik dan buruk jadi Reina lebih cepat tangap dan mengerti dan karena saya termasuk ibu yang galak jadi Reina takut tapi suka nurut. Tapi dampaknya Reina labih jadi anak penakut. Tapi sekarang Reina sama seperti anak-anak lain yang senang bermain sesuai dengan usianya. Lain lagi dengan Adel. Adel lebih banyak dengan saudara keluarga dari ayahnya, walaupun Adel termasuk anak yang rewel.


Cerita Bu Yani (24 tahun):

Sejak mengandung setiap saya merasakan ada perubahan pada diri saya, selalu memceritakannya pada suami. Pertama kali saya merasakan gerakan di dalam perut saya ketika suami mengelus-ngelus perut saya seakan-akan bayi dalam perut saya tau kalau ayahnya senang akan kehadirannya. Sejak saat itu setiap pulang kerja suami saya dan suami suka berbicara sambil mengelus-ngelus perut. Setelah anak kami lahir saya dan suami sering bercerita dan mengajak anak bermain. Mengajarkan kata-kata yang mudah diikuti seperti mamah, ayah, mamam, nenen. Karena sekarang anak kami sudah besar sudah banyak yang bisa kami lakukan bersama. Contohnya setiap kami menonton film saya dan suami suka bertanya pada anak suka gak sama filmnya terus siapa tokoh dalam cerita di film itu yang disukainya. Lalu saya akan menyuruh anak saya menceritakan film itu dengan bahasanya yang lucu. Salah satunya lagi ayahnya membiasakan diri setiap mau pergi kerja selalu bepamitan pada anak dengan senangnya anak akan betlari keluar dari rumah mengantar ayahnya sampai depan.


1 komentar:

Yanti Kerlip mengatakan...

Terimakasih untuk posting-posting testimoninya
kayaknya makin asyik jika narasi semua orang yang hadir bisa terus diekspos disini ya...untuk menambah wawasan dari catatan pribadi setiap orang yang berpartisipasi didalamya. Insya Allah akan sangat menarik