Rabu, 16 Oktober 2013

Narasi Peluncuran Gerakan Membangun Indonesia Ramah Anak (GEMBIRA) bersama KerLiP di Car Free Day Dalam rangka International Day for Disaster Reduction “Step Up for Disabilities And Disaster”



1. Latar Belakang
Pendidikan adalah sebuah hak asasi sekaligus sebuah sarana untuk merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Sebagai hak pemampuan, pendidikan adalah sarana utama bagi setiap orang termasuk anak-anak yang mengalami hambatan secara ekonomi, sosial dan geografi untuk tumbuh kembang mandiri termasuk untuk berpartisipasi dalam pembangunan berkelanjutan.

Pendidikan memiliki peran penting untuk memberdayakan perempuan, melindungi anak-anak perempuan dan laki-laki dari eksploitasi kerja dan eksploitasi seksual yang berbahaya, mempromosikan hak asasi manusia dan demokrasi, melindungi lingkungan hidup, dan mengendalikan pertumbuhan populasi.

Pendidikan pun diyakini sebagai salah satu investasi finansial yang paling baik dan tersedia bagi Negara dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia/Human Development Index (HDI). Pikiran yang cerdas, cerah, aktif, kreatif, inovatif, kritis dan peduli adalah salah satu kebahagiaan dan imbalan yang didapat dari eksistensi sebagai manusia yang hanya bisa diperoleh melalui pendidikan.

Orang tua, keluarga, dan masyarakat bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara hak asasi anak sesuai dengan kewajiban yang dibebankan oleh hukum. Demikian pula dalam rangka penyelenggaraan perlindungan anak, negara dan pemerintah bertanggung jawab menyediakan fasilitas dan aksesibilitas bagi anak perempuan dan laki-laki termasuk disabilitas dan di daerah rawan bencana, terutama dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal dan terarah.

Undang-undang Perlindungan Anak menegaskan bahwa pertanggungjawaban orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus demi terlindunginya hak-hak anak. Rangkaian kegiatan tersebut harus berkelanjutan dan terarah guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial. Tindakan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak yang diharapkan sebagai penerus bangsa yang potensial, tangguh, memiliki nasionalisme yang dijiwai oleh akhlak mulia dan nilai Pancasila, serta berkemauan keras menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dan negara.

Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan sedini mungkin, yakni sejak dari janin dalam kandungan sampai anak berumur 18 (delapan belas) tahun. Bertitik tolak dari konsepsi perlindungan anak yang utuh, menyeluruh, dan komprehensif, undang-undang ini meletakkan kewajiban memberikan perlindungan kepada anak berdasarkan asas-asas sebagai berikut :
a. nondiskriminasi;
b. kepentingan yang terbaik bagi anak;
c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan
d. penghargaan terhadap pendapat anak.

Dalam melakukan pembinaan, pengembangan dan perlindungan anak, perlu peran masyarakat, baik melalui lembaga perlindungan anak, lembaga keagamaan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia usaha, media massa, atau lembaga pendidikan. Pemerintah Kota/Kabupaten berperan penting dalam menerapkan prinsip-prinsip hak anak dengan dukungan semua pihak terutama keluarga. Pembangunan dan pengembangan menuju kota/kabupaten Layak Anak yang digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak diperkuat dengan adanya one kit for all dalam bentuk Permen PP-PA no 11,12,13,14 terkait Kabupaten/Kota Layak Anak.

Cinta, kasih sayang, kehangatan, dan dorongan semangat belajar tanpa syarat merupakan pra syarat untuk mewujudkan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak dengan pengalaman belajar yang membahagiakan. Diyakini bahwa kehidupan yang baik terdapat dalam kebahagiaan yang diperoleh dari pemanfaatan kekuatan khas setiap anak manusia dalam wilayah-wilayah utama kehidupan mereka sehari-hari. Bagi anak, memanfaatkan kekuatan berarti melestarikan pengetahuan, penguasaan dan kebajikan dengan pengalaman belajar yang membahagiakan dalam bimbingan pendidik terbaik mulai dari rumah.

Mendorong dan mempertahankan kegembiraan anak dan mengembangkan rasa ingin tahu yang dimilikinya melalui pengalaman belajar yang membahagiakan menjadi tantangan bagi Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan (KerLiP). Kebahagiaan diharapkan akan diperoleh anak bukan dengan perasaan sesaat tapi dengan kegiatan yang sepenuhnya menyerap dan melibatkan anak untuk membangun kekuatan dan kebajikan personal. Dalam upaya inilah, kami bermaksud menyelenggarakan mengajak semua pihak termasuk duta anak untuk GERA SHIAGA di Kota Bandung dan kota/kabupaten lainnya di Indonesia untuk menjadikan Car Free Day sebagai wahana “Gerakan Membangun Indonesia Ramah Anak (GeMBIRA) bersama KerLiP”

2. Tujuan
a. Mendorong dan mempertahankan kegembiraan anak perempuan dan laki-laki termasuk anak yang memerlukan pendidikan khusus dan atau pendidikan layanan khusus dan mengembangkan rasa ingin tahu yang dimilikinya melalui pengalaman belajar yang membahagiakan
b. Meningkatkan efektivitas partisipasi keluarga untuk menerapkan prinsip-prinsip hak anak dalam upaya pembangunan berkelanjutan melalui SIMPHONI menuju Kabupaten/Kota Layak Anak
c. Menjadikan Car Free Day sebagai wahana untuk sosialisasi tentang pentingnya OPERA di POMG dan ORKESTRA di dasawisma


3. Waktu dan Tempat
Waktu peluncuran GeMBIRA bersama KerLiP dilaksanakan di Dago Car Free Day sejalan dengan prakarsa International Day for Disaster Reduction yang bertemakan StepUp for Disabilitas dan Disaster yang diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal : Minggu, 13 Oktober 2013
Waktu : 06.30 – 10.00 Wib
Tempat : Tempat Kumpul Aman di SMAN 1 Kota Bandung
Peserta :
1. 130 orang peserta didik perempuan dan laki-laki TKBM SMPN terbuka Yayasan GAPURA
2. 6 orang Guru Pamong Yayasan GAPURA
3. 4 orang Duta Anak untuk GERA SHIAGA di SMAN 8 Bandung
4. 1 orang WAKAMAD Kesiswaan MAN 1 Kota Bandung
5. 2 orang Green Smile Inc.
6. 3 orang Perkumpulan KerLiP
7. 6 orang Perpustakaan Keliling Pusarda Kota Bandung
8. Pengunjung stand SAnDi KerLiP

4. Rekam Proses
1. Pembukaan Perpustakaan keliling Pusarda Kota Bandung
Seperti yang disampaikan Ibu Neti, rekan kami dari PUSARDA Kota Bandung, Pak Nurjamil sudah memarkir mobil perpustakaan keliling di depan halte depan gerbang SMANSA Dago. Fitry dan Iyen dari Green Smile Inc. terlihat duduk di selasar ditengah tumpukan perlengkapan kampanye dan advokasi pemenuhan hak pendidikan anak yang sepakat dibawa tadi pagi pukul 05.30 dari rumah dengan angkot sewaan. Petugas lapangan pagi ini di SMANSA Kota Bandung masih mengernyitkan dahi dengan kehadiran kami yang terkesan tiba-tiba. Aku dan Aas membantu Fitry dan Iyen membawa perlengkapan ke depan Perpustakaan Keliling Kota Bandung.



2. Bermain Ular Tangga Hak-Hak Anak dari KPP-PA
Bermain ular tangga selalu mengasyikkan. Lihat saja, dalam waktu sekejap keluarga pengurus Rumah Zakat, Ayah dan 2 putrinya asyik bermain bersama. Ibu dan kedua putri yang masih kecil terlihat gembira menyaksikan ketiganya bermain. Iwang ternyata menyusul hadir membawa kamera Nikon andalannya. Permainan ular tangga ini mengawali GeMBIRA bersama KerLiP di Dago Car Free Day. Anak yang paling besar membaca setiap kota tujuan setelah melemparkan dadu merah dan sekaligus belajar mengenai hak-hak anak. Kami menyediakan buku tulis dari KPP-PA bercover “Hakku dipenuhi Masa Depanku Pasti dan 31 Hak Anak” sebagai hadiah bagi siapapun yang sampai ke kotak terakhir.

Keluarga dengan 4 putri nan cantik ini asyik bermain sambil membaca hak dan kewajiban anak dengan ular tangga. Kami menyediakan hadiah hiburan tentang ketahanan keluarga dari BKKBN untuk ibu yang ternyata penggerak sekolah ibu. Ayah mereka menawarkan co-branding untuk menggalang dana CSR bagi GAPURA setelah mengetahui kegiatan Lelang Gerakan Amal Pendidikan untuk Rakyat. Permainan berlanjut difasilitasi Aas dan Iwang.



3. Lelang untuk Gerakan Amal Pendidikan Untuk Rakyat

Ada 19 kaos sumbangan Sasha, teman sekelasku di SMAN 3 Bandung yang dilengkapi bonus buku buku tulis dari KPP-PA bercover “Hakku dipenuhi Masa Depanku Pasti dan 31 Hak Anak” serta TV 17 Inch hadiah dari yayasan Solidaritas Ganesha 88 yang siap dilelang untuk membantu operasional GAPURA. Yayasan GAPURA didirikan pada tahun 2004 saat kami menggiatkan kampanye dan advokasi Pendidikan Untuk Semua bersama Dinas Pendidikan Kota Bandung. Menurut data profil keluarga Kota Bandung ada 12.300 anak putus sekolah dan beberapa diantaranya berhasil diverifikasi melalui kegiatan children missing out mapping yang kami laksanakan bersama anak dan keluarga di SD Hikmah Teladan Cimahi. Ada 315 anak yang tidak dapat melanjutkan ke SMP terjaring dalam kegiatan GAPURA dan menjadi peserta didik SMP Terbuka GAPURA yang dibuka di garasi/kelas/rumah keluarga peduli pendidikan. Tahun 2004, pemerintah kota Bandung memberikan dukungan dana Rp 700.000.000 dan diperkuat dengan BOP untuk semua peserta didik dari Kemdiknas saat itu.
Yayasan GAPURA pun dibentuk oleh Pak Sony Sugema pemilik SSC dan menempatkanku sebagai Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah. Aktivasi SMP Terbuka GAPURA kemudian diperkuat dengan 4 SMPN sebagai sekolah induk dan menjadi prioritas GAPURA. Sebelum pindah ke Jakarta pada tahun 2004, kami cukup intensif berhubungan dengan manajemen SMP Terbuka yang dikelola Harjana dkk. Pengelolaan TKBM SMP terbuka GAPURA terlihat sudah sangat baik setelah diluncurkan di SABUGA Presiden RI saat itu, Ibu Megawati Soekarnoputri, yang dimeriahkan pameran pendidikan oleh Perkumpulan KerLiP.

Beberapa minggu ini kontak kami kembali intens dan ternyata SMPN terbuka GAPURA memerlukan dukungan untuk membantu biaya operasional sekurang-kurangnya Rp 20.000.000/bulan itupun honor yang diterima 130 guru pamongnya paling tinggi sebesar Rp 300.000/bulan.

Lelang untuk GAPURA pun digelar melengkapi GeMBIRA bersama KerLiP di Dago Car Free Day.
Alhamdulillah 1 kaos terlelang seharga Rp 20.000 dan digunakan untuk biaya fotokopi dan bahan-bahan penyusunan DReAM oleh peserta didik GAPURA. Komitmen co-branding dengan Rumah Zakat juga memperkuat upaya penggalangan dana yang sudah kami lakukan sejak kemarin melalui what’s app group. Ibu Ira Herdiana teman sekelasku di SMAN 3 Bandung dulu siap untuk mengirimkan sumbangannya ke rekening giro di Bank BRI KCP ITB no 0593-01-000053-9 a.n Yayasan GAPURA


4. Lagu dan gerak “Evakuasi Gempa”

Booklet Youth Evacuation School (YES) for Safer School/Madrasah dibagikan setelah anak-anak kumpul di lapangan SMANSA Kota Bandung. Terlihat spanduk Sekolah GERA SHIAGA di dinding kiri sekolah tersebut yang dipasang saat peluncuran YES for Safer School/madrasah tanggal 9 Oktober 2013. Arlian dan Cindy memfasilitasi anak-anak untuk menyanyikan lagu evakuasi gempa dengan nada lagu Pelangi-Pelangi ciptaan AT Mahmud
Kalau ada gempa lindungi kepala
Kalau ada gempa jauhilah kaca
Kalau Ada gempa bersiaplah antri
Berbaris keluar kumpul di lapangan

5. Penyusunan DReAM (Daftar Rencana Anak Mandiri) “ Bandung IDAMAN Anak dan Keluarga : bersahabat dengan disabilitas dan bencana”

Istilah buku DReAM (Daftar Rencana Anak Mandiri) digunakan saat kami mengaktifkan SAnDI KerLiP di Bogor sebagai Komunitas Belajar Mandiri keluarga-keluarga mitra KerLiP yang memilih model homeschooling dalam pemenuhan hak pendidikan anak-anak mereka. Istilah ini kemudian menjadi lebih menarik saat pelembagaan GSB Menuju Sekolah Aman dilaksanakan di SMPN 11 Bandung atas koordinasi KerLiP dengan RCMU BAPPENAS dan Pemerintah Kota Bandung. Arlian dan kawan-kawan memperkenalkan istilah Dream Board atau Papan Mimpi dengan metode kolase dari majalah bekas beraneka warna. Sejak saat itulah kegiatan penyusunan DReAM menjadi agenda utama dalam kegiatan Roadshow GERA SHIAGA yang kami laksanakan bersama anak-anak dan kawula muda di berbagai sekolah/madrasah dan komunitas termasuk dalam kegiatan ini.
Langkah-langkah penyusunan DReAM sebagai berikut :
a. Anak-anak membentuk kelompok dan dibantu fasilitator menyiapkan kertas plano, gunting, lem, majalah dan koran bekas, spidol/crayon
b. Setiap anggota kelompok berbagi tugas : memilih gambar, menempel, membuat desain, menulis, mewarnai, melengkapi DReAM, presentasi
c. Tempelkan guntingan koran/majalah sesuai dengan tema kegiatan
d. Tambahkan kalimat penyemangat/moto/slogan/narasi
e. Hiasi kertas dengan gambar dan warna yang cocok menurut kelompokmu
f. Siap untuk presentasi

6. Presentasi DReAM di hadapan guru pamong

Saat presentasi inilah yang kita namakan OPERA : Obrolan Pendidikan Ramah Anak. Diharapkan anak-anak terbiasa menyampaikan gagasan, harapan dan praktik baik melalui cara yang mereka sukai dan ditanggapi dengan sungguh-sungguh oleh pendidik utamanya. Diharapkan kegiatan OPERA dalam GeMBIRA bersama KerLiP di Car Free Day ini dapat menginspirasi anak-anak dengan dukungan keluarga untuk menjadikan Pertemuan Orangtua Murid dan Guru di sekolah/madrasah masing-masing sebagai wahana OPERA


7. Bermain dan Membaca bersama keluarga di stand SAnDI KerLiP
Ular tangga yang kami terima dari KPP-PA rupanya menarik minat pengunjung Dago Car Free Day. Anak-anak, remaja dan keluarga bergantian bermain dan membaca buku-buku yang tersedia di stand SAnDi KerLiP yang kami buka bersama Perpustakaan Daerah Kota Bandung.
8. Operasi Semut pengumpulan sampah di tempat kumpul aman
Anak-anak didik SMP Terbuka Kota Bandung terlihat menyisir halaman depan SMANSA setelah selesai berkegiatan. Rupanya mereka terbiasa membersihkan kembali tempat kegiatan belajar mandiri yang merupakan fasilitas belajar gratis dari berbagai pihak termasuk sekolah induk mereka.
9. Tepuk Pramuka untuk Peradaban Dunia yang lebih indah, damai, makmur, nyaman dan aman termasuk bagi disabilitas dan bencana
Sejalan dengan prakarsa UNISDR yang mengajak semua pihak bertepuk tangan untuk memperingati Hari Internasional tentang Pengurangan Risiko Bencana, fasilitator anak dan kawula muda mengajak anak-anak SMP Terbuka Gapura untuk tepuk pramuka dan YES for Safer School/Madrasah termasuk untuk disabilitas dan bencana

Tidak ada komentar: