Ahem, bismillahirrahmanirrahiiim, assalamualaikum teman-teman. Sebaiknya diasumsikan ditulis agar semua orang bisa baca ya, bagian pribadinya di-cut dulu walaupun sebetulnya masih di dalam rangkaian tema "mengapresiasi diri sendiri", hehehe.
Saya senang sekali bisa menyampaikan kata sambutan yang lebih lancar dibandingkan dengan Penobatan Duta Anak yang lalu di Ciparay. Terima kasih banyak telah memberikan kesempatan untuk berpartisipasi di kelompok kecil yang sebagian besar orang-orangnya sudah akrab di mata. Belajar dari sambutan Ibu yang selalu menyapa setiap orang yang mewakili kelompok dalam acara, saya juga berusaha meng-address setiap pihak di Penyusunan Direktori kemarin. Untungnya yang hadir memang pihak-pihak yang terlibat, jadi apresiasi saya bisa relevan. Dan bisa mengaddress pihak2 yang logonya baru diselipkan di spanduk di detik2 terakhir. Jadinya ternyata lumayan rapi, hehehe.
Alhamdulillah juga, sepanjang yang saya sadari, hanya sekali saya terselip menyebut "kalian" pada kelompok yang lebih suhu ini, dan segera membetulkannya. Yang ini harus saya sebutkan dulu karena waktu Pelatihan Fasilitator ini menjadi poin yang amat sangat memberatkan, karena kok rasanya kurang santun, di luar keinginan saya. Jadi senang rasanya bisa improve untuk yang satu ini.
Senang sekali rasanya melihat dari pihak hotel berinisiatif untuk memberikan Safety Briefing. Kalau dipikir-pikir lagi, mas-masnya agak nyelonong masuk aja sih, tanpa permisi tanpa angin hujan pengantar dulu hehehe. Teh Aas pastinya lebih tahu koordinasi dengan pihak hotel bagaimana, tapi yang jelas, saya dengar baru "akan koordinasi dengan Mbak Ida kalau perlu, kalau tidak, ya safety briefing dari kita juga ga masalah". Artinya, kalau memang belum sempat koordinasi dengan Mbak Ida, salut banget deh untuk Park Hotel dan inisiatif safety briefingnya! ^^ Tapi pasti lebih baik kalau inisiatif koordinasi dengan acaranya dulu, siapa tahu momennya akan lebih pas, karena di susunan acara kami pun, safety briefing sebetulnya baru akan dilakukan setelah Teh Aas as MC membuka acara.
Akhirnya saat acara dibuka, sebagian besar peserta sudah hadir. Bu Nia dan Arlian yang sudah sampai di hotel saat kami baru berangkat (hehe), kemudian Ben dan Rizki dari BuildChange, baru Pak Ageng dari PartnerAid, Pak Tajuddin dari MANSABA, Mas Riza dari Studio Driya Media, Om Jam sebagai narasumber dan perwakilan Seknas, dan Pak Yadi dari BPBD Jabar. Baru kemudian muncul Ilah sebagai perwakilan dari Kalyanamandira (gini bukan tulisannya ya?), dan Pak Hendi dari Disdik Jabar. Setelah sesi kedua, kafe ilmu hampir selesai, baru hadir dua orang perwakilan IOM, Mbak Leoni dan Mbak Widi. Tidak lupa juga tim dari KerLiP dan Green Smile dengan koordinasinya yang makin hebat, Aas, Iyen, Teh Iwang, Kang Sonny dan saya sendiri, hehe. Special thanks untuk Pak Yadi yang berkenan menjadi pembuka resmi acara.
Akhirnya kita bisa briefing dengan lebih matang daripada acara-acara sebelumnya, ya. Idealnya memang dilakukan sebelum peserta berdatangan untuk menulis absensi, tapi kita kan harus selalu menyiasati keterbatasan, jadi briefing pun lanjut meski sesekali dipotong untuk menyalami yang datang. Dan diingatkan Teh Aas untuk nyalaminnya nanti lagi aja, hehe, untungnya setelah Pak Tajuddin, belum ada lagi peserta yang datang sampai briefing selesai. Makasih untuk Arlian yang juga hadir, semoga bisa menjadi bahan pembelajaran untuk bagaimana jadi panitia acara sendiri. Saya juga belajar untuk lebih fokus dan briefing untuk koordinasi itu lebih ke yang bersifat teknis daripada konten.
Mengesankan bahwa segera setelah sesi pertama mulai cair, banyak masukan yang datang. Karena Om Jam hadir membawa banyak bahan, akhirnya Om Jam, Aas, dan saya bersama memutuskan Om Jam aja yang jadi sekaligus moderator, terutama karena tidak hadirnya narasumber lain sehingga bentuknya lebih berupa diskusi terbuka daripada panelling. Beberapa masukan datang mengenai outline, karena bahan yang khusus mengenai direktori dan sudah selesai sebetulnya ya itu, hehehe. Masukan dari Mas Riza tentang website memang lebih menekankan ke lesson learned, karena yang menarik pengunjung untuk membaca ya itunya. Dari Pak Hendi muncul masukan bahwa tujuan direktori bukan hanya menyebarluaskan lesson learned tapi juga secara gamblang disebutkan, untuk meningkatkan kesadaran multistakeholder terhadap pentingnya PRB, terutama pemerintah yang seharusnya memiliki "political will".
Akhirnya sesi pertama diwrap (meski saya akhirnya ikut corat-coret di depan padahal bukan moderator, hehehe) dengan Teh Aas menuliskan 3 pertanyaan untuk global platform. Bahasa Inggrisnya agak susah sih, terutama pertanyaan kedua. Karena kebetulan ada yang native English speaker, saya tanyakanlah ke Ben "key building blocks" itu maksudnya "blocks = obstacles" atau "building blocks = foundation". Ternyata lebih masuk ke yang kedua ya.
Istirahat, saya lumayan terkesan dengan makanan di hotelnya, hohoho. Gurame Bakar dan sambal kecapnya betul-betul enak, dan kue mousse mint chocolatenya, duh, kalau bukan dimakan terakhir, pasti bisa habis lebih dari dua. Sambutannya juga ramah, ruangannya terang alami, WCnya luas. Kacanya diburamkan bagian bawah karena yang terlihat di bawah hanya atap tetangga, tapi bagian atasnya menampilkan bebukitan Bandung yang hijau, jadi mata segar deh. Menarik, pengharum ruangannya sama dengan yang ada di ruangan rapat. Inginnya sih bawa pulang satu, hehe. Mushollanya juga sangat dekat dengan ruang rapat, luas, dan terang alami.
Akhirnya sesi kedua dimulai setelah registrasi ulang. Pak Ageng dan Pak Yadi sudah mundur dari acara, dimulailah kafe ilmu. Haduh karena kurang pengalaman, masih agak gugup juga pas jadi fasilitator/moderator. Awalnya mau stick to schedule bahwa sesi kedua adalah pemetaan capaian dan baru berpindah ke 3 pertanyaan itu nantinya. Mikirnya sih karena untuk menjawab pertanyaan ketiga "bagaimana scale up dan transfer lesson learned" memang harus memetakan capaian masing2 stakeholder juga. Tapi untuk menghemat waktu dan karena peserta yang hadir belum mewakili masing2 stakeholder, ditekankan lagi oleh usulan Om Jam untuk fokusnya lebih ke menjawab pertanyaan.
Kafe ilmunya lumayanlah, semua berjalan. Saya juga agak keasyikan di grup sendiri jadi belum bisa jadi time keeper yang baik, mungkin lain kali sebagai moderator jangan jadi notulen di small group juga ya. Presentasi para ketua juga menarik, dan saya terkesan dengan cara Mas Riza bikin timeline dengan cepat, hehe. Arlian dan Pak Tajuddin punya ide hebat untuk transfer lesson learned, yang sudah dituliskan untuk diabadikan dalam bentuk PENS -Penpal Networks- (ide Arlian), dan SEND -Student Excellent Newsletter Distribution- (ide Pak Tajuddin tentang sekolah tukar buletin).
Sebagai penutup, saya minta bantuan Om Jam untuk merangkum semuanya menjadi Rencana Aksi Forum PRB Jabar, dan IOM sebagai pelaku utama Forum PRB Jabar untuk mengutarakan pengalamannya. Forum bisa diaktifkan kembali, dan Mas Riza bilang SDM bisa menyediakan tempat dan konsumsi untuk pertemuannya. (Kita catat lho, hehehe) Kembali ditekankan karena belum semua stakeholder hadir, jadi ini hanya menjadi masukan, bukan Rencana Aksi, sehingga saya simpulkan tiga agenda besar yang bisa menjadi usulan Forum PRB Jabar: dokumentasi praktek baik, sharing eksperience dengan mengaktifkan kembali forum, dan bergerak ke DPA dan DIPA karena tanpa anggaran pemerintah, dampaknya tidak akan luas.
Acarapun ditutup oleh Teh Aas, dan yay! Sebelum pulang kita ada coffee break lagi~ Mm, pai pisangnya mirip pai apel, enak deh.
Sesi foto bersama alhamdulillah lancar, sayang tidak dilakukan saat pak ageng dan pak yadi masih ada juga. Mungkin sesi foto bersama itu di awal dan di akhir ya?
Setelah itu ada sesi evaluasi, dimana saya belajar, bertanya ke Arlian itu kudu spesifik, he he. Kalau hanya ditanya pendapat secara luas masih belum terbayang mungkin, tapi begitu ditanya, "Apa kurang ya anak-anaknya?", Neng geulis lugas menjawab iya. Perlu disebutkan bahwa ketika sesi pertama, Arlian menggambar komik yang menggambarkan prosesnya membentuk GSB, Zero Waste Event, dan Kegiatan PRB, semuanya murni datang secara alamiah dari Arlian, jadi terasa autentisitasnya. Semoga lebih banyak anak bangsa yang bisa memiliki ruang untuk dengan murni menyuarakan pendapat dan pengalamannya ya.
Pulang, pulang, kami semua puas dengan pelayanan Park Hotel, karena masih hotel baru juga mungkin ya. Kami berlima naik taxi, dan alhamdulillah sampai selamat sejahtera di rumah kanayakan. Terima kasih untuk Iyen dan teh Iwang dan kang Sonny dan teh Aas yang masih lanjut membereskan absensi dan hasil presentasi dan notulensi. Semoga siginifikan dalam penyusunan direktori ke depannya ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar