Kamis, 28 Maret 2013

YES at School (Youth Evacuation Simulation at School)

YES at School adalah Youth Evacuation Simulation at School
yaitu kegiatan simulasi evakuasi bencana yang dilakukan serempak oleh anak perempuan dan anak laki-laki di Sekolah/Madrasah untuk mendorong percepatan penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana dalam upaya pengurangan resiko bencana di pendidikan di sekolah masing-masing.

Kenapa dilaksanakan pada hari Rabu 09 Oktober 2013???

karena tanggal 09 Oktober 2013 itu merupakan hari Rabu kedua dalam bulan Oktober. Hari Rabu minggu ke 2 oktober ditetapkan oleh PBB sebagai Hari Pengurangan Resiko Bencana sedunia.


Kenapa di Sekolah/Madrasah?

Karena di sekolah/madrasah dapat melibatkan lebih banyak anak perempuan dan laki-laki dalam upaya penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana untuk membangun ketangguhan masyarakat sejak usia dini.


Syarat dan ketentuan Lomba:

1. Setiap sekolah/madrasah sekurang-kurangnya mendaftarkan 1 peserta didik dengan dukungan keluarga yang siap berinvestasi menjadi anggota GeMBIRA bersama KerLiP
2. Melakukan pendaftaran kepada panitia selambat-lambatnya tanggal 01 Oktober 2013
3. Mengirimkan biaya investasi ke rekening giro Bank Mandiri KCU Bandung Asia Afrika Utara A/C 130.000.555.208.1 a.n Perkumpulan keluarga Peduli Pendidikan
4. Keluarga perwakilan sekolah/madrasah membantu ananda melengkapi persyaratan sebagai Duta Anak untuk Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana yang dikirimkan panitia melalui email
5. Semua bukti poin 1, 2, 3 dan 4 kepada panitia
6. Melaksanakan kegiatan simulasi evakuasi gemppa pada tanggal 09 Oktober 2013 pukul 09.00-10.00 waktu setempat
7. Mendokumentasikan kegiatan simulasi
8. Mengunggah film dokumentasi kegiatan YES at School ke Youtube sampai tanggal 16 Oktober 2013 dengan format pengiriman YES at SCHOOL_NAMA SEKOLAH/MADRASAH_KABUPATEN/KOTA dilengkapi dengan deskripsi kegiatan dan identitas lengkap sekolah/madrasah (NAMA SEKOLAH_ALAMAT_JUMLAH PESERTA SIMULASI)
9. Mengirimkan konfirmasi alamat di Youtube kepada panitia
10. Pemenang Lomba akan diumumkan pada tanggal 28 Oktober 2013 melalui website.
11. Hadiah akan diberikan langsung pada kegiatan Outbound Keluarga.

for more information dan pendaftaran silakan menghubungi :
http://gembirabersamakerlip.blogspot.com/
email : gembirabersamakerlip@gmail.com
Tlp: 022 2502641
Alamat: Jl. Kanayakan A 19 Dago Bandung Jawa Barat
Contact Person: Nurasiah Jamil (085722238356)

Ayo bergabung dengan berinvestasi sebesar Rp.250.000/Tahun (untuk 1 Keluarga) dan dapatkan fasilitas sebagai anggota GeMBIRA bersama KerLiP :

1. Outbound Keluarga hanya untuk 500 peserta di Al Gozali Tanggal 10 November2013
2. Piala bergilir dari Pemerintah Kota Bandung untuk Juara umum.
3. Sertifikat Duta Anak untuk Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana hanya untuk 500 anak yang memenuhi 5 persyaratan dalam brosur Duta Anak untuk Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana
4. Hadiah jutaan rupiah untuk pemenang YES at School 2013
Hadiah Pertama Rp. I.000.000,-
Hadiah Kedua Rp. 750.000,-
Hadiah Ketiga Rp. 500.000,-

10 Hadiah Hiburan : @ Rp.100.000,-

Di tunggu ya...Silakan mendaftar

Selasa, 26 Maret 2013

Fasilitasi Pelaksanaan Kebijakan Sekolah Ramah Anak

Kegiatan Fasilitasi Pelaksanaan Kebijakan Sekolah Ramah Anak dilaksanakan di Hotel Grand Mahkota lantai 2. Peserta kegiatan 20 orang dari SKPD dan Lembaga Masyarakat di Kalimantan Barat. Pendanaan kegiatan sepenuhnya dari DIPA 2013 Deputi Tumbuh Kembang Anak. Informasi ini disampaikan dalam laporan ketua panitia yang disampaikan oleh ibu yenny dari BPPPAKB Provinsi kalimantan Barat.

Bapak TTA Nyarong, Kepala BPPPAKB Provinsi Kalimantan Barat, hadir menyambut kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat, Bapak Alex Akim bersama Ibu Ninin.

ibu Ninin membacakan sambutan dari Bapak Deputi Tumbuh Kembang Anak dan mengingatkan kembali tentang definisi anak dalam UU Perlindungan Anak. Isu strategis terkait kesehatan gizi, kesiapan anak untuk sekolah, pola asuh, keterbatasan kualitas pelayanan pendidikan dan hambatan dalam sinkronisasi peraturan dan kebijakan disampaikan Bu Ninin selaku Asdep Pemenuhan hak pendidikan Anak. Disampaikan pula bahwa proses penyusunan Pedoman penerapan Sekolah ramah Anak yang melibatkan Kemkokesra, Kemdikbud, Kemkes, BNPB, Kemenag dan Perkumpulan KerLiP.

Menarik menyimak sambutan dari kepala BPPAKB. Beliau mengutip pengertian Sekolah ramah Anak dari Pedoman penerapan Sekolah Ramah Anak serta menyatakan berkomitmen penuh untuk mendorong penerapannya di Kalimantan barat dalam upaya mendorong target PNBAI. Pak Nyarong juga menyampaikan tentang struktur BPPPAKB juga beberapa isu besar seperti Narkoba, traficking, dst di Kalimantan Barat. Beliau juga menyampaikan temuannya terkait hak dan kewajiban anak seperti yang diatur dalam UU Perlindungan Anak Nomor 23 tahun 2002.


Fasilitasi Pelaksanaan Kebijakan Sekolah Ramah Anak-3

Pesawat yang membawaku bersama Ibu Ninin, Pak Uddin dan Mbak Tini dari Asdep Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Deputi Tumbuh Kembang Anak KPP-PA tiba di Pontianak pada pukul 12.40. Cuaca cukup cerah. Bandara dipenuhi penumpang pesawat Sriwijaya dan Lion Air yang datang hampir bersamaan. Terlihat banyak penumpang yang pulang dari umroh. Aku dan Bu Ninin tengah terkagum-kagum melihat sikap penuh kasih sayang dan hormat yang ditunjukkan Nenek, Ibu dan keluarga terhadap anak berkebutuhan khusus yang sudah remaja. Melihat penampilan mereka, nampak jelas bahwa rombongan tersebut baru tiba di tanah air setelah menjalankan ibadah umroh.
Tak lupa aku hubungi Nana, guru SMA di Kalimantan Barat yang dulu sempat bersama-sama memperkuat FGII di Jakarta. Nana berjanji akan menemuiku sore nanti di Hotel.

Taxi sedan yang kami tumpangi terasa penuh sesak. Kami tiba di Hotel Grand Mahkota. Tidak lama kemudian Nana pun tiba menemuiku di kamar 511. Kami saling bertukar cerita tentang waktu-waktu yang hilang selama >5 tahun. Nana terlihat lebih dewasa. Dia sekarang bekerja di KPU. Jelang magrib Nana pun pulang. Aku dan rombongan pergi ke Restoran Mi Tiauw Antasari yang terkenal di Pontianak. Kami menikmati pesanan makan malam pilihan setelah mencicipi sari kacang hijau yang dipesan Bu Ninin. Mi Tiauwnya enak sekali. Sayang tidak dapat dihabiskan karena terlalu banyak. Air perasan jeruk kecil Pontianak melengkapi sajian makan malam kami. Aku, Bu Ninin dan Mbak Tini memesan Sari Kacang Hijau untuk di kamar.

Alhamdulillah kami pun pulang setelah perut kenyang dan membawa beberapa makanan khas Pontianak untuk oleh-oleh pulang.

Fasilitasi Pelaksanaan Kebijakan Sekolah Ramah Anak-2

Aku tiba pukul 10.00 di bandara Soetta. Taxi Putra yang membawaku kesana ternyata salah terminal. Tertatih-tatih kuhampiri terminal 1B setelah bertanya kesana kemari. Ada waktu 3 jam untuk meninjauulang laporan pengeluaran KerLiP sejak 2010 sampai dengan bulan Maret 2013. Ternyata sangat besar. Kontribusi berbagai pihak yang langsung bekerjasama dengan KerLiP serta dukungan dari keluargaku sebagai Anggota Tetap sudah aku masukkan kedalam aplikasi WISE Award yang disubmit Jum'at lalu dengan referensi dari Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB dan Bapak Wamendik.

Aku merasa benar-benar diberkati berbagai kemudahan oleh Allah Yang Maha Kuasa. Atas rekomendasi Ester, jurnalis Kompas, undangan dan bantuan editing dari Danang dari jakarta WeberShanWick, konsultan untuk WISE Award di Indonesia serta Fitry dari Green Smile Inc., aplikasi yang disiapkan Nurasiah Jamil, PLT Bendahara KerLiP, akhirnya disubmit ke alamat tersebut.Alhamdulillah, proses registrasi ke Global Platform pun sudah beres. Tidak hanya itu, aku juga mendapatkan kesempatan emas menjadi salah satu Delegasi RI yang direkomendasikan oleh Pak Sestama BNPB atas usulan Ibu Lina. Masih tentang inisiasi program global sekolah aman yang berhasil menjadi bagian dari Deklarasi Yogyakarta hasil AMCDRR ke-5.

Program Duta Anak untuk Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana yang disiapak bersama Green Smile Inc., Seknas Sekolah Aman dan BNPB terus diperdengarkan sebagai program yang menjembatani sekolah/madrasah aman dari bencana dalam upaya mewujudkan Sekolah ramah Anak.

Fasilitasi Pelaksanaan Kebijakan Sekolah Ramah Anak-1

Dini hari itu hujan membasahi baju batik yang kukenakan. Putraku mengandalkan jaket kelas kebanggaannya memacu motor Vario di tengah keheningan. Handphoneku berdering berkali-kali ditelpon Cititrans yang sudah dipesankan Iwang jauh-jauh hari. Seharusnya aku langsung menuju bandara dan terbang bersama rombongan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ke Pontianak dengan travel langganan. Ternyata sore hari menjelang magrib, Pak Khumaidi dari Direktorat PSM Ditjen Dikdas Kemdikbud berhasil mengalihkan jadwal presentasi Sekolah Aman yang awalnya tanggal 26 Maret dan karenanya bentrok dengan jadwal presentasiku di Pontianak menjadi hari Senin pukul 08.00-09.00 WIB. Aku langsung meminta Zakky, putraku untuk memesan tiket dari Indomaret dan bersiap mengantarku ke stasiun.

Kereta api yang kutumpangi bergerak tepat waktu. Akupun sibuk merevisi bahan presentasi yang aku adopsi dari bahan Country Consultation ASEAN Safer School Innitiative yang dilaksanakan Plan Indonesia dengan dukungan multipihak. Sebelumnya aku menyiapkan bahan presentasi yang menunjukkan model implementasi di SMPN 11 Bandung dan di Forum Anak Lampung Timur. Namun setelah melihat materi kegiatan untuk Rapat Koordinasi, maka kuputuskan untuk menggabungkan keduanya.

Untuk mengantisipasi kemungkinan ada hambatan di jalan, aku sudah meminta Zamzam agar tiba di Hotel Jayakarta pukul 8.30.

Sayang sekali, Allah jua lah yang menentukan. Isu tentang demo besar-besaran di Jakarta membuat perjalanan KA Argo Parahyangan terhenti lebih dari 1 jam beberapa meter setelah stasiun Lemah Abang tanpa ada kejelasan akan sampai di gambir jam berapa. Alhamdulillah, aku bersyukur memutuskan turun dan meminta pegawai KA memesankan ojek. Meskipun tak bisa menjangkau rencana sosialisasi dalam rapat koordinasi yang dihadiri perwakilan dari 497 kabupaten/kota, aku tetap bersyukur karena bisa mengejar keberangkatan ke Pontianak.

Sebenarnya ada sedikit ganjalan ketika mendapat penjelasan dari pak Khumaidi diperkuat Zamzam bahwa pejabat Dit PSMP ternyata menghubungi Mbak Erita dari World Bank untuk mengisi kegiatan tersebut pada pukul 14.00 bahkan juga pada hari Kamis nanti. Yang sangat disayangkan adalah kehilangan kesempatan untuk menghantarkan praktik baik di Lombok dengan materi sosialisasi yang menggambarkan siapa, apa, kapan, bagaimana dan dimana para pemangku kepentingan dalam kampanye dan penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana di Indonesia.

Sabtu, 09 Maret 2013

Perjalanan awal penguatan kemitraan dengan kawula muda dalam penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana

Perempatan jalan Pasteur dan Pasir Kaliki sudah mulai ramai saat Aldis ditemani Arif, Tri, Moses, Clarissa dan Agung dari HIMA Arsitek UPI datang menjemput kami untuk memulai perjalanan sehari di Jakarta. Sejak Hizrah kawan Arsitek IT yang membantu penyusunan panduan sekolah aman 2010 lalu menghubungkan Aldis dkk dengan KerLiP, rencana penyusunan juknis Monev dan Direktori Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana bergulir terus. Apalagi ternyata Bu Lilis, sahabat lama dalam kegiatan advokasi pemenuhan hak hidup bermartabat di kota Bandung ternyata kaprodi mereka. Beberapa pertemuan sebelumnya mengerucut pada upaya penguatan dan perluasan dampak penerapan sekolah/madarsah aman dari bencana di Indonesia. Rencana Architecture Expo yang akan digelar Arsitek UPI pada bulan Mei 2013 mendapatkan momentumnya. Usulan untuk mengundang pihak-pihak yang selama ini bekerjasama dengan KerLiP segera ditangkap dan ditindaklanjuti.

Syukurlah Aldis dan kawan-kawan mendapatkan dukungan penuh dari Ketua Jurusan Arsitek UPI. Bahkan bu Kaprodi-nya begitu antusias untuk mendorong tumbuhnya kewirausahaan sosial di kalangan mahasiswa Arsitek UPI melalui inisiasi mata kuliah baru, sosiotekno....

Senin, 04 Maret 2013

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR

LAMPIRAN II
EVALUASI DIRI SEKOLAH RAMAH ANAK
PADA SATUAN PENDIDIKAN (SD/MI/SDLB,SMP/MTS/SMPLB,
SMA/MA/SMK/MAK/SMLB)


PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR

1. Formulir ini diisi oleh Tim Pengembang Sekolah Ramah Anak atas persetujuan komite sekolah/madrasah dan kepala sekolah/madrasah dengan menyertakan pendapat peserta didik perempuan dan laki-laki termasuk anak yang memerlukan pendidikan khusus dan/atau pendidikan layanan khusus bersama pendamping masing-masing.

2. Silakan beri tanda (√) pada kolom 3 sesuai dengan hasil pemeriksaan.

3. Jawaban hanya ada pilihan: “Ya dan Tidak”. Untuk jawaban “Ya” artinya apa yang dinyatakan sudah tersedia dengan bukti yang bersesuaian. Contoh untuk pernyataan poin 1.2 , “Adanya kepastian/ keterjaminan bahwa tidak ada anak yang sampai menderita karena perlakuan diskriminasi didalam kelas maupun diluar kelas, Kalau jawaban ”Ya” yang diberi tanda (√) , maka di sekolah/madrasah tersebut sudah tersedia aturan atau kode etik tentang anti diskriminasi disekolah, dan jika masih belum terpikirkan dan belum ada aturan atau kode etik maka beri tanda (√) pada kolom ” Tidak”.

4. Tim Pengembang Sekolah Ramah Anak menyusun dan menandatangani Berita Acara Evaluasi Diri Sekolah Ramah Anak pada Satuan Pendidikan

5. Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah yang sudah dilaksanakan di sekolah/madrasahdan alat verifikasi yang sesuai akan sangat membantu Evaluasi Diri Sekolah Ramah Anak ini.

6. Penilaian setiap sekolah/madrasah dalam memenuhi indikator Sekolah Ramah Anak (SRA)melakukan kategorisasi dengan perincian sebagai berikut:

a) Tumbuh:
i. Memenuhi indikator SRA yang sesuai dengan indikator SPM pendidikan dasar/pendidikan menengah/madrasah
ii. Ada peserta didik perempuan dan laki-laki termasuk anak yang memerlukan pendidikan khusus dan/atau pendidikan layanan khusus yang memenuhi salah satu dari 3 (tiga) peran peserta didik dalam Penerapan SRA
iii. Ada keluarga yang memenuhi salah satu peran keluarga dalam Penerapan SRA
b) Kembang.
i. Memenuhi kategori Tumbuh
ii. Memenuhi satu indikator SRA dalam 5 (lima) ruang lingkup yang bersesuaian dengan indikator sekolah aman/bersih dan sehat/hijau/adiwiyata/inklusi
c) Mandiri:
i. Memenuhi seluruh indikator SRA
ii. Ada peserta didik perempuan dan laki-laki termasuk anak yang memerlukan pendidikan khusus dan/atau pendidikan layanan khusus yang memenuhi 3 (tiga) peran dalam Penerapan SRA
iii. Ada keluarga yang memenuhi 4 (empat) peran keluarga dalam Penerapan SRA
iv. Memenuhi 4 (empat) peran satuan pendidikan dalam penerapan SRA.



Keluarga Peduli

The Natural Resources Defence Council (NRDC)—sebuah organisasi internasional bidang lingkungan—melakukan penelitian yang berjudul “Menyegarkan Udara: Bahaya dibalik pengharum ruangan” menemukan bahwa 86% pengharum udara mengandung zat berbahaya phthalates. Selengkapnya baca disini ya...http://greenmommyshop.wordpress.com/2012/10/24/fakta-yang-sebenar-benarnya-tentang-pengharum-ruangan/ juga disini http://www.care2.com/greenliving/exposed-the-shocking-truth-about-air-fresheners.html

Seminar GeMBIRA bersama KerLiP


Metode yang menyenangkan dan partisipasi sukarela merupakan kunci pertama dalam meningkatkan partisipasi anak dalam konteks Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan. Anak-anak didorong secara terbuka menyuarakan idenya dalam setiap tahap kegiatan dan didengarkan secara aktif oleh orang dewasa. Partisipasi orang dewasa terutama keluarga dalam proses partisipasi anak dalam konteks Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan merupakan bentuk dukungan kepada anak dengan memastikan bahwa proses yang berjalan benar-benar berakar dari dan dalam komunitas dan memastikan bahwa aspek perlindungan anak tetap diperhatikan dalam setiap kegiatan.

Gerakan Membangun Indonesia Ramah Anak bersama Keluarga Peduli Pendidikan diinisiasi oleh Perkumpulan KerLiP untuk menggiatkan model-model penerapan Sekolah Ramah Anak mulai dari keluarga. Dalam upaya menggiatkan Gerakan tersebut, Green Smile Inc. - KerLiP mengundang sahabat semua untuk bergabung dan mengikuti Seminar GeMBIRA bersama KerLiP yang akan dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Sabtu, 20 April 2013
Waktu : Pukul 08.00 - 12.00 WIB
Tempat : Aula Dinas Pendidikan Jawa Barat*
Agenda : MC ( Nurasiah Jamil)
07.30-08.00 Registrasi (menunjukkan bukti asli transfer biaya investasi GeMBIRA bersama KerLiP**
08.00-08.10 Pembukaan
08.00-08.20 Lagu Indonesia Raya
08.20-08.30 Safety Briefing dan Doa
08.30-08.45 Happening Art
08.45-09.00 Laporan Ketua Panitia
09.00-09.15 Sambutan dan Pembukaan
09.15-09.30 Konferensi Pers dan Film
09.30-11.00 Diskusi Panel
1. GSB MeSRA SMPN 11 Bandung
2. GSB MANSABA
3. Nia Kurniati-Teacher Changemaker ASHOKA
4. Yanti Sriyulianti - Ketua Perkumpulan KerLiP
Moderator : Nurul Fitry Azizah

11.00-11.15 Pemberian door prize

11.15 - 11.30 Penjelasan kegiatan Festival OPERA MeSRA, Penobatan Duta Anak oleh BNPB-Kemdikbud-Kemenag, dan Festival Film Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana dalam rangkaian Arsitektur Expo di Balai Pertemuan UPI Bandung tanggal 23 Mei - 1 Juni 2013

11.30-11.45 Penukaran bukti asli transfer biaya investasi GeMBIRA bersama KerLiP dengan :
1. Tiket outbond training untuk 3 orang/keluarga di Ciparay pada kegiatan Jambore Duta Anak bulan Oktober 2013
2. undangan gratis untuk mengikuti side event dan penobatan duta anak dalam Architecture Expo di UPI Bandung tanggal 23 Mei-1 Juni 2013
3. Discount 50% untuk mengikutsertakan ananda dalama Jambore DUTA ANAK

11.45-12.00 Doa dan Penutupan

Note:
* dalam konfirmasi
**biaya investasi sebesar Rp 250.000/orang ditransfer ke Rekening Giro di Bank Mandiri KCU Bandung Asia Afrika Utara a/c 130-000-555-208-1 a.n PERKUMPULAN KELUARGA PEDULI PENDIDIKAN. Pendaftar yang menyerahkan bukti transfer tertanggal sampai 8 April 2013 pukul 17.00 berhak mendapatkan doorprize khusus dari Seknas Sekolah Aman dan mitra pada sesi pemberian doorprize

Sabtu, 02 Maret 2013

Konfrontasi terbuka kasus pencabulan di SMAN 22 merupakan pelanggaran UU Perlindungan Anak

Konfrontasi terbuka kasus pencabulan di SMAN 22 merupakan pelanggaran UU Perlindungan Anak
*******************

KPAI menyesalkan pertemuan yang dilakukan oleh pihak SMAN 22 di Matraman antara siswa yang jadi korban dan wakil kepala sekolah sebagai pelaku disaksikan oleh siswa, guru, lsm anak (komnas pa) dan diliput banyak media.

Kasus ini sudah berjalan lama di KPAI sejak laporan tgl 8 februari dan kpai meminta meneruskan ke polisi tanggal 9 februari, tang 12 kepala sekolah di panggil ke KPAI. KPAI tidak memberitakan karena menjaga kerahasiaan korban.

Kepala dinas pendidikan sudah menonaktifkan pelaku dan polisi sedang proses penyidikan.

Tapi sungguh di sayangkan dalam proses ini berjalan, tiba-tiba hari ini pihak Kepala Sekolah mengumpulkan korban dan pelaku dihadapan siswa, guru dan lsm anak yang hadir diliput oleh wartawan.

Ini merupakan pelanggaran pasal 17 UU Perlindungan Anak.

Gubernur DKI Jakarta harus menindak tegas pelanggaran ini karena korban dipermalukan dan di pertontonkan di hadapan siswa dan guru, padahal seharusnya dirahasiakan.

KPAI akan segera melakukan investigasi terhadap kejadian ini dengan minta keterangan Kepala Sekolah dan saksi yang hadir dalam acara tersebut.

Ini pelanggaran berat dan cara penanganan kasus anak yang melanggar UU Perlindungan Anak.

Salam
#KPAI#